Oleh: Riami
Di dalam bokor emas
Bunga tujuh warna, tujuh rupa, dan tujuh dupa menunggu senja
Aroma mistis menguar dari ruang rahasia
Bibir pemburu cinta berucap sebaris mantra
Jling hajling hajling
Perempuan cantik berpipi glowing
Rekatkan hati dan cintamu pada sekujur rupaku
Jling hajling hajling
Kepada wanita pencari cinta
Yang lahir di bulan lima
Kukalung rindu pada kerling matamu
Tak berpaling kau dari jerat bilik jantung paling dalam milikku
Malam kian pekat
Takdir pikat melompat
Menerjang jendela kamar seorang perempuan
Seraut wajah berkelebat dalam netra yang berbinar
Resah kalbu memburu dan menderu
Berkali, buluh perindu menusuk hulu jantung dan hati yang membisu
Bergetar mahkota sekuntum mawar
Durinya patah diterjang teluh
Lelaki berbaju hitam itu tak pernah khatam
Mencari mangsa di setiap pergantian hari
Melihat perempuan terjatuh dalam teluh adalah kebahagiaan
Tawanan cinta merajuk rindu di malam buta
Membiarkan siksa rindu menusuk nurani
Ia lupa
Perjanjian dengan Dewi asmara hanya dua purnama
Setelah itu, ia merana sepanjang hari
Diserang teluhnya sendiri
Bukit Nuris, 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H