Mohon tunggu...
Ria Mi
Ria Mi Mohon Tunggu... Guru - Menulis memotivasi diri

Guru

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Hikayat Petani

24 September 2021   22:56 Diperbarui: 24 September 2021   22:58 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hikayat Petani
Oleh: Riami

Di musim kemarau
Petani mengumpulkan peluh untuk mengairi sawah

Bulan, bintang, dan kunang-kunang adalah teman terindahnya di tengah sawah
Jangkrik menertawakan keuletannya dalam berburu air

Masih harus sabar menunggu berbulan bulan lamanya, padi merunduk dan menguning
Kadang masih berebut dengan laparnya perut burung

Bila sedang beruntung tikus hanya lewat di pematang
Bila tak beruntung padi setengah tua adalah makanan empuk buat tikus sawah

Masih tegakah engkau
Masih menawar-nawar harga beras dari tetes peluh yang mengering?

Senja dan bulan sabit, adalah teman berzikir menekuri nasip
Lumpur adalah teman bersyukur yang tak pernah luntur
Mengeja nikmat di tanah leluhur

Bukit Nuris, 24 September 2021
Selamat Hari Tani Nasional 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun