Jari Tangan dan Tawon
Oleh: Riami
Matahari memanasi ruang guru, jendela kubuka
Mata tertuju pada selembar kertas naskah pidato yang dibuat siswaku di modul pembelajaran di rumah
Sambil membaca, angan melayang jauh ke masa depan
Aku bayangkan si Jordi siswaku entah menjadi apa dia sudah pandai berpidato tanpa naskah
Aku berharap meski hanya lewat wa akan kutulis bahwa apa yang ditulis dalam naskah semoga iya bisa lakukan
Lamunanku semakin jauh, ketika di sebuah podium ia tersenyum padaku dan berkata beliau telah mengajarkan kebaikan
Dan tiba-tiba kurasakan begitu sengatan hebat di jari tanganku yang kuletakkan di telinga
Ternyata seekor tawon endas telah menusukkan sengatannya di jari telunjukku
Begitulah cara tawon merusak lamunanku
Bersama teriakanku, masih ada beberapa tawon keluar dari bawah meja kerjaku
Sekuntum bunga sedikit mengurangi sakit di jariku
Diiringi gelak tawa beberapa teman
Dan, "Aku sudah pernah", "Aku sudah pernah", "Aku sudah pernah"
Sigap dari satpam sekolah sebuah semprotan disinfektan di arahkan ke tawon-tawon
Juga sarangnya, tidak sampai lima menit tawon berjatuhan
Usailah drama tawon yang menyengat jariku dengan 7 mayat tawon dalam ruang sedang di sapu
Begitulah pelajaran hidup, jangan barani-berani menyengat dalam pikirku
BERBAHAYA
Bukit Nuris, 14 Oktober 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H