Mohon tunggu...
Ria Mi
Ria Mi Mohon Tunggu... Guru - Menulis memotivasi diri

Guru

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Ilalang dan Gerimis Malam

8 Juli 2020   23:59 Diperbarui: 9 Juli 2020   00:31 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam gulita, ilalang merana di tepi cadas
Hati gersang, hanya memandang debu dalam kilau kemarau yang semakin terik

Dalam sunyi, gerimis memberi harap
Bunga ilalang mekar
Berjatuhan mahkotanya bersama gerimis
Membenam dalam aroma debu

Hati ilalang meringkuk dalam gerimis yang semakin menghujani rasa
Semalam, senandung suka didendang

Fajar, sinarnya memotong mejadikan sisa gerimis uap tanpa bekas

Tangis ilalang tertuang pada seratus catatan harian, yang tak bisa dibuka
Sebab, cacatan itu ada dalam palung hatinya

Ia tetap tegak, dan akarnya bisa untuk  jampi otot-otot rapuh dalam jiwanya
Mendekap harap kasih pemilik debu, yang tak pernah ingkar dalam seperjuta detik pun dari pagi hingga pagi, dari minggu hingga minggu, dari januari hingga januari

Sujudnya  disaksikan cadas dalam hidup sehari hari sebagai teman meneteskan luka yang pedih perih, tapi tak tampak
Ia pandai sembunyikan luka dalam daunnya yang tegak

Bukit Nuris, 2020
~ Riami ~

*) Jampi adalah bahasa jawa artinya obat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun