Mohon tunggu...
Ria Mi
Ria Mi Mohon Tunggu... Guru - Menulis memotivasi diri

Guru

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Melukis Senja

1 Juni 2020   04:39 Diperbarui: 1 Juni 2020   04:44 1643
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Melukis Senja
Kau  suka melukis senja. Sambil melihat sendiri senja itu di ufuk barat di atas cadas, layak pelukis ulung kau melukis senja di mataku.

Aku mesakan pemandangan yang begitu indah dan menakjubkan. Apa lagi ketika kuas-kuas jarimu menyapu lentik bulu mataku. Menghitung bulu alis selalu kau lakukan, walau kau tak pernah selesai berapa puluh jumlahnya.

Tapi tetap kurasakan halusnya sapuan itu. Begitulah kau mulukisi wajahku dengan jarimu yang agak kasar karena seharian selalu bekerja keras di ladang. Jari-jarimu semakin menjelajahi wajahku yang menurutmu tak pernah bosan untuk dilukis dalam hatimu.

Kini senja itu sepi. Tak ada lagi pelukis senja yang mengusap-usap air mataku dan menjadikannya indah dengan sapuan-sapuan jarinya.

Yang kulihat hanya merahnya langit, yang agak menghitam. Tetapi bayang jarimu tetap menjelajahi pipiku yang basah oleh air bening yang selalu hadir ketika senja tiba.

Bukit Nuris, 2020
~ Riami ~

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun