Mohon tunggu...
Ria Mi
Ria Mi Mohon Tunggu... Guru - Menulis memotivasi diri

Guru

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Memaknai Kebangkitan Nasional di Tengah Pandemi dan Ramadan

20 Mei 2020   23:24 Diperbarui: 20 Mei 2020   23:28 405
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memaknai Kebangkitan Nasional di Tengah Pandemi dan Ramadan

Kebangkitan nasional yang diperingati 20 Mei 2020 ini ada 2 tanda. Tanda yang pertama pandemi covid 19. Virus yang sudah membunuh banyak orang di dunia ini telah mengguncang Indonesia sejak Maret 2020.

Setiap bencana ada korban jiwa dan harta. Serta berubahnya sebuah tatanan hidup yang menjadikan kita harus banyak kreatif, bersabar, dan memahami serta mencari solusi yang sedang dihadapi.

Keadaan semacam ini tidak mungkin diselesaikan hanya oleh satu pihak. Apalagi bila penyelesaiannya dengan cara kekerasan. Multi dimensi kehidupan harus membuat kita semakin dewasa, semakin sadar bahwa wabah ini perlu penanganan secara komplek oleh segala sektor kehidupan.

Kembali pada kebangkitan bangsa. Saya rangkum di kompas.com bahwa peristiwa kebangkitan bangsa diawali dengan berdirinya sebuah organisasi yang bernama Budi Utomo.  Organisasi ini didirikan tanggal 20 Mei 1908 oleh sejumlah tokoh saat itu.

Di dalam tubuh organisasi Budi Utomo ini banyak Indonesia yang menempa kemampuan dirinya dan kemudian menjadi pemimpin beragam organisasi pergetakan kemerdekaan yang lahir setelahnya.

Tokoh yang mempelopori kebangkitan nasional adalah :

1. Dr. Douwes Dekker
Pejuang kemerdekaan yang meski lahir dan wafat di Indonesia, namun mereka merupakan seorang yang berdarah asing.

2. RM. Soewardi Soerjoningrat.
Pemuda asal Pakualaman yang menjadi politisi kebudayaan nasionalis konservatif. Nama ini yang akhirnya terkenal dengan Ki Hajar Dewantara.

3. Dokter Cipto mangoenkoesoemo
Dokter yang aktif melayani pasien. Ia menaruh perhatian yang tinggi terhadap kesehatan masyarakat.

4. Wahidin Soedirohoesodo
Seorang pemuda yang lahir di pinggiran kota Jogjakarta. Priyayi desa dengan gelar mas ngabehi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun