Coba bayangkan cara menikmati sla, wortel saja berbeda antara kelinci dan kita sebagai manusia. Mengapa? Manusia punya akal untuk menyajikan, punya rasa untuk memilih selera. Lalu kenapa ketika kita diuji harus kalah dengan kelinci?
Kadang hatiku geli dan malu sendiri ketika aku sering mengeluh. Aku bayangkan menjadi kelinci. Betapa bersyukurnya ketika hanya kulit wortel yang di lempar ke kandang. Kulihat tatap matanya berbinar.
 Lalu aku bandingkan denganku yang menatap sayur sop buatan saya sendiri kadang masih kurang bersyukur. Ya Allah ampuni aku.
Mari kita lanjut di ayat ke-5.
Sesungguhnya di mana ada kesulitan di situ ada kelapangan.
Keadaan nabi Muhammad selalu mengalami kesulitan, baik sebelum kerasulan maupun sesudahnya. Namun beliau tetap tabah, tidak mundur agak setapak pun dan tidak pula cita-cita beliau untuk menghancurkan kemusrikan jadi patah karenanya. Pahala dari sisi Tuhan benar-benar beliau beli  dengan pengorbanan yang tiada tara. Akhirnya beliau mendapat kemenangan. Tuhan telah mengangkat nama baik beliau, di dunia maupun di akhirat. Begitu pula dengan para sahabat beliau. Tiada kemenangan tanpa perjuangan. Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ketepian. Bersakit-sakit dahulu bersenang senang kemudian.
( Tafsir Adz - Dzikraa)
Semoga ramadan dalam pandemi ini kita mampu berjuang untuk berhemat, mencari solusi ekonomi, menjaga kesehatan dengan penuh keyakinan bahwa dalam kesulitan selalu ada kemudahan dari Allah SWT aamiin.
Diulang dalam ayat ke-6, bahwa sesungguhnya disamping kesulitan ada kelonggaran.
Betapa Allah ingin meyakinkan kita sebagai umat bahwa Allah mampu memberikan sebuah solusi buat umatnya yang sedang dalam kesulitan.
Masih dalam ayat tujuh.
Karena itu, bila engkau telah selesai dari satu pekerjaan, garap pulalah pekerjaan berikutnya dengan tekun.