Mohon tunggu...
Ria Mi
Ria Mi Mohon Tunggu... Guru - Menulis memotivasi diri

Guru

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Mati Suri

26 April 2020   09:26 Diperbarui: 26 April 2020   10:06 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Bisakah aku dipanggilkan, seseorang?" David meminta. "Siapa itu?" tanya perawat.  "Aku ingin dipanggilkan pengurus panti asuhan Nurul Jadid." "Oh, kebetulan itu ayah saya mas, sebentar saya teleponkan." "Oh ayahmu, sebentar aku pesan saja padamu, aku minta maaf padanya, dan tolong cek yang sudah saya tanda tangai ini diberikan ayahmu. Itu uang yang sedianya saya gunakan pribadi. Padahal itu uang sumbangan. Ada di dalam tas coklat yang mungkin disimpan keluargaku. Jangan sampai lupa ya. Tolong dihubungi keluargaku. Saya mohon suara saya pesan saya direkam di vidio.  Segera perawat mengambil HP, diulang ya pak, lalu direkamnya. Perawat itu sangat heran.

Perawat itu tercengang. Belum habis rasa tercengangnya alat pendetek detak jatung berbunyi datar. David pingsan. Perawat memanggil dokter. Situasi di ruang ICU sangat panik.

Bukit Nuris, 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun