Mohon tunggu...
Ria Mi
Ria Mi Mohon Tunggu... Guru - Menulis memotivasi diri

Guru

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Aku Tengadah

6 April 2020   22:38 Diperbarui: 6 April 2020   22:46 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku Tengadah

Di gedung mewah jiwa jengah
Memandangi mega yang tak juga mengerti rasa ini

Kadang aku ingin kembali
Menikmati embun bersamamu
Menghitung tetesnya hingga yang terakhir
Tapi apa daya?

Kakiku tetap harus terbang, mengikuti ingin
Dan kini jarak memberi kita jeda untuk mengulur waktu temu

Getar jantungmu masih kurasa di sini
Naik turun di tangga-tangga apartemen
Menjelajahi hatiku setiap waktu

Kadang aku tak kuasa terpejam hingga habis waktu
Senyummu membelai anganku yang sedang tidak bermimpi

Apakah getar hatiku sampai juga di jantungmu? Sebab anganku setiap waktu melompati gedung-gedung menjulang
Untuk bisa jumpa dengan napasmu di malam sunyi

Kekasih, aku akan hitung setiap pergantian jam, hari, bulan, tahun, untuk melupakan kerinduan yang tersekat ini

Dan mimpiku menerobos seluruh bangunan perpisahan  diantara napasmu dan napasku yang saling berpeluk dalam kerinduan yang amat

Bukit Nuris, 6 April 2020
~ Riami~

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun