Mohon tunggu...
Ria Mi
Ria Mi Mohon Tunggu... Guru - Menulis memotivasi diri

Guru

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Anak Lelaki

8 Februari 2020   18:00 Diperbarui: 8 Februari 2020   18:08 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

ANAK LELAKI DAN SERAGAM PUTIH BIRU

Keringat bercucur, dari dahi pemilik wajah tirus
Seragam basah oleh keringat

Wajah penuh semangat
Menghiasi pagi di depan sekolah
Keteguhannya, tak lekang oleh derasnya masalah yang menerjang batinnya

Senyumnya yang tulus, selalu berjuang
Demi cita-citanya
Tak peduli jarak tempuh yang jauh
Menggelora ingin dalam batinnya

Anak lelaki dan seragam biru putih, tak kan pernah menyerah

Bukit Nuris, 8 Februari 2020
~ Riami ~

ANAK LELAKI BERSERAGAM BIRU PUTIH DAN SEPEDA KAYUH

Diayunkan semangatnya
Lewat otot kakinya, yang menari di atas pedal sepeda kayuh
Jalan becek dan berliku atau berdebu adalah teman setianya

Dilaluinya seperti kisah hidupnya yang tak semulus jalan metropolitan
Sepeda kayuh yang lusuh, catnya buram, membisikkan gelora
Menjejak waktu agar tak terlambat sampai gerbang sekolah

Sepeda kayuh ini sejarah
Perjuangan ibu, menabung di celengan ayam
Ditahannya keinginan bunda memiliki baju baru atau laparnya
Demi membeli sepeda kayuh yang dipakainya

Air matanya ditelannya di dada
Jika ingan perjuangan ibunya
Untuk memperoleh sepeda buntut ini
Dijadikannya embun sebagai nasihat penyejuk hatinya
Jika hati dan sepedanya terasa sedih

Bukit Nuris, 5 Februari 2020
~ Riami~

ANAK  LELAKI DAN MALAM

Tak ada lagi jemari ibu
Malam menjadi kekasih yang ia nantikan
Mendekapnya, menemui ibu di alam mimpinya

Adakah jeruk hangat yang disajikan oleh kasih bunda?
Tidak. Yang ada hanya suara jengkerik yang mengantar tidurnya
Menantikan pagi

Tak ada lagi dongeng pengantar nyenyak, diantara susah memejamkan mata
Yang ada hanya sisa keringat bunda, yang menjadi khas di bekas bajunya

Nyanyian kasih ibu selalu dilagukan, jika ia rindu
Bayangan  ibu selalu hadir menani malam-malam sunyinya

Bukit Nuris, 8 Februari 2020
~ Riami ~

Puisi ini di persembahkan untuk universary Widz Stoops

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun