Mohon tunggu...
Ria Juliana
Ria Juliana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Membaca novel

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tingginya Tingkat Perceraian Saat Ini: Penyebab dan Solusi

15 Mei 2024   08:40 Diperbarui: 15 Mei 2024   08:54 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Perlu di ketahui jumlah perceraian saat ini semakin meningkat dan merupakan suatu kejadian yang kompleks dan memiliki arti yang mendalam bagi individu, keluarga, masyarakat, nusa dan bangsa. Perceraian semakin meningkat di karenakan beberapa faktor dari kasus-kasus perceraian di Indonesia.

Pertama, perceraian kemungkinan terjadi karena perubahan terhadap pola hidup dan nilai-nilai masyarakat modern sehingga mempengaruhi dinamika rumah tangga. Perubahan ini dapat di lihat urbanisasi yang pesat dan perubahan ekonomi yang dapat menyebabkan pola kerja yang lebih padat dan mobilitas yang tinggi. Pasangan suami istri yang berkerja keras untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga dan ekonomi sehingga seringkali mengorbankan waktu dan perhatiannya untuk saling mendukung dan memperkuat emosial satu sama lain. Kurangnya komunikasi dan waktu untuk bersama menyebabkan perdebatan dan ketegangan dalam rumah tangga sehingga dapat mengakibatkan keputusan perceraian.

Kedua, perceraian terjadi di karenakan konflik pasangan yang seringkali terjadi dari perbedaan nilai, keyakinan, atau ekspetasi kedepannya. Faktor-faktor yang menyebabkan perceraian seperti perbedaan agama, budaya, atau latar belakang yang berbeda dapat mengakibatkan kerenggangan yang sulit untuk di atasi. Tanpa adanya komunikasi yang baik dan pemahaman yang sejalan dan saling mendukung dapat memunculkan masalah dalam hubungan.

Ketiga, tekanan ekonomi merupakan faktor lain yang signifikan. Masalah finansial memang menjadi faktor yang sulit untuk di hadapi. Kesulitan dalam ekonomi dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari atau keinginan untuk gaya hidup yang lebih tinggi, seringkali menjadi perdebatan, pertengkaran, dan setres dalam rumah tangga. Pasangan suami istri yang tidak mampu menangani keuangan yang kurang baik dapat mengalami permasalahan yang serius sehingga dapat berujung pada perceraian.

Selain itu, perubahan sikap juga perceraian yang memegang peran penting. Perceraian menjadi jalan keluar atau solusi untuk menyelesaikan masalah. Perubahan norma-norma budaya dan peningkatan hak-hak individu yang telah mempengaruhi pandangan masyarakat terhadap pernikahan dan perceraian. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, pendidikan pra nikah. Pendidikan pra nikah dapat membantu calon pasangan untuk mempersiapkan diri dalam menangani tantangan dalam pernikahan. Selain itu, layanan konseling perkawinan dan dukungan untuk memperkuat komunikasi dan penyelesaian konflik dalam pernikahan.

Pasangan yang sudah menikah harus meningkatkan atau meluangkan waktu untuk berkomunikasi satu sama lain meskipun dalam berkomunasi penting atau tidak penting sekalipun karena dengan adanya komunikasi dapat menjaga keharmonisan dalam rumah tangga. Pasangan juga harus saling mengerti kondisi pasangannya agar bisa memahami kondisi apapun pasangannya.

Di dalam Pendidikan Kewarganegaraan dan Keluarga berencana terdapat pesan-pesan yang dapat menurunkan jumlah perceraian yaitu dengan menikah di usia yang matang sehingga dapat meningkatkan Pendidikan sehingga mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dan menikah di usia matang juga lebih matang dalam mental maupun emosionalnya. Serta lebih siap untuk menghadapi tantangan dalam hubungan.

Keluarga yang bertanggung jawab juga dapat menurunkan jumlah perceraian di karenakan dengan merencanakan anak yang sedikit, membangun keluarga yang harmonis serta dapat berbakti kepada orang tua. Karena Kesehatan ibu itu penting sebab sedikitnya anak dan jaraknya lama, sehingga ibu memiliki waktu untuk bersosial atau meningkatkan ekonomi keluarga sehingga keluarga menjadi harmonis. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun