Mohon tunggu...
Ria FauziahWulandari
Ria FauziahWulandari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Sastra Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Diksi : Kusut

6 Juli 2024   01:01 Diperbarui: 6 Juli 2024   01:49 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lagu merupakan musik yang memiliki lirik sehingga bisa dinyanyikan. Lagu merupakan media yang ampuh untuk menyampaikan pesan. Lagu dapat menangkap dan membangkitkan pola emosional seperti harapan, hasrat, kegembiraan, dan bahkan kegilaan. Lagu merupakan rangkaian bunyi yang dipadukan dengan irama yang serasi, dilengkapi dengan syair-syair sehingga membentuk suatu harmoni yang indah. Lagu seringkali digunakan sebagai salah satu cara untuk menyampaikan pesan kepada orang lain. Musik mengandung lirik lagu untuk menyampaikan beberapa konsep. 

Konsepnya adalah menyampaikan sesuatu, menyampaikan kesan dan pengalaman penciptanya, serta menimbulkan kritik dan opini sosial. Musik digunakan sebagai alat bagi pencipta untuk interaksi antara musik dan drama naratif dalam teks, seringkali menjadi elemen penting dalam menyampaikan pesan. Lirik yang ditulis oleh penulis lagu digunakan untuk mendorong pendengar menafsirkan pengalaman dan pengetahuan mereka sendiri dan memperlakukannya sebagai landasan mendasar untuk memahami lirik lagu. Dengan kata lain lirik lagu dapat membangkitkan banyak persepsi yang dipengaruhi oleh tingkat pengalaman pemahaman seseorang. Adapun dalam sebuah lagu membuat pendengarnya dapat memahami dan menyerap makna positif dari lirik lagu tersebut. Oleh karena itu dalam lagu pastinya pencipta lagu tidak sembarangan dalam memilih kata untuk pembuatan lirik lagu tersebut. Maka dalam pembuatan lirik lagu pencipta lagu atau komponis memerlukan diksi dan gaya bahasa dalam pembuatan lirik lagunya.

Menurut Keraf (2016), diksi atau pilihan kata adalah kemampuan membedakan corak makna dari pemikiran yang disampaikan dan menemukan bentuk yang sesuai dengan situasi dan nilai yang diinginkan oleh khalayak. Kata-kata dan frasa yang disertakan dalam lirik didasarkan pada pendapat ini. Bukan hanya kebenaran penggunaan kata yang dipertanyakan, tetapi juga apakah kata - kata yang dipilih dapat diterima dan tidak mengganggu suasana lirik. Pemilihan kata yang sesuai dapat mempengaruhi pendengar lagu tentang isi lagu tersebut. Pencipta lagu harus mempunyai keahlian untuk membedakan dengan tepat makna kata berdasarkan gagasan yang hendak disampaikan. Serta pencipta lagu harus memiliki kemampuan untuk menemukan bentuk yang pas dengan situasi serta nilai rasa para pendengar lagu -- lagunya. Fungsi diksi juga sebagai hal yang dapat memperindah dalam lagu, dengan diksi pencipta lagu atau komponis dapat merealisasikan rasa atau hasratnya melalui lagu - lagunya.

Disini penulis akan mempelajari susunan kata atau analisis diksi pada lirik lagu "Kusut" karya grup Fourtwnty. Fourtwnty merupakan sebuah grup musik independen asal Jakarta, Indonesia yang dibentuk pada tahun 2010, tepatnya pada tanggal 20 April 2010. Grup musik ini juga didirikan oleh Roby Satria yang juga merupakan salah satu anggota Geisha. Fourtwnty terdiri dari tiga anggota diantaranya Ari Lesmana, Nuwi dan Roots. Berikut analisis diksinya.

"Tolong jauhkan nafsuku"

Makna dari lirik tersebut adalah permohonan atau meminta tolong untuk menjauhkan sang pengarang dari nafsunya. Pada kata nafsu seperti lirik di atas, nafsu diartikan sebagai sebuah keinginan untuk memenuhi kesenangan seseorang. Nafsu bisa jadi suatu hal yang baik tetapi bisa juga menjadi suatu hal yang menjerumuskan ke hal -- hal yang buruk jika tidak bisa mengontrolnya. Dalam lirik ini nafsu diartikan sebagai keinginan untuk mencintai seseorang.

"Dari pesona hawamu"

Dari lirik di atas bermakna dari pesona sosok wanita. Pilihan kata dalam lirik di atas merujuk pada kata hawa. Hawa merupakan sosok perempuan pertama dalam umat manusia. Dalam lirik tersebut dapat diartikan yaitu dari daya tarik sosok perempuan.

"Aku terjangkit dan sakit"

Lirik di atas menunjukkan ungkapan pengarang yang sedang terjangkit dan kesakitan. Pilihan kata pada lirik di atas adalah pada kata terjangkit yang memiliki arti kondisi seseorang yang sedang menderita sakit. Ditunjukkan bahwa tokoh "aku" sedang menderita dan sakit, dapat diartikan kemungkinan ia sakit karena sakit hati.

"Terjebak di ruang sempit"

Lirik di atas menunjukkan ungkapan bahwa seseorang yang sedang terjebak dalam ruangan yang sempit. Namun bisa jadi arti dari lirik tersebut merupakan ungkapan seseorang yang sedang terjebak dalam masalah atau terjebak dalam pikiran mereka. Pilihan kata dalam lirik tersebut adalah pada kata ruang. Ruang dapat diartikan mungkin sebagai pikiran mereka.

"Mungkin bukanlah wujudmu"

Dari lirik di atas dapat diartikan mungkin bukan wujud sosok yang dicintai oleh pengarang. Pengarang kini mulai sadar jika yang dilihatnya bukanlah sosok yang dicintainya. Bisa jadi selama ini hanya berhalusinasi melihat wujud sosok yang ia cintai. Pilihan kata dalam lirik di atas terdapat pada kata wujudmu. Wujud berarti bentuk atau rupa yang ada.

"Ranjang ternyaman bagiku'

Lirik di atas menunjukkan bahwa sosok yang dicintai pengarang merupakan ranjang ternyaman baginya. Namun bukan ranjang yang dimaksud, melainkan ranjang diartikan sebagai tempat atau rumah ternyaman bagi sosok pengarang. Sudah jelas bahwa pilihan kata tersebut terletak pada kata ranjang.

"Henti bergumam hati"

Makna dari lirik di atas artinya berhenti bersuara di dalam hati. Artinya sang pengarang berhenti berbicara dalam hati. Pilihan kata dalam lirik tersebut pada kata bergumam. Bergumam memiliki arti berbicara atau bersuara yang tertahan. Bergumam hati mungkin diartikan berbicara atau bersuara yang tertahan dalam hati.

"Cabutlah biar tak kusut"

Makna lirik di atas adalah untuk meminta atau menyuruh mencabut agar tak kusut. Maksud dari mencabut adalah berhenti memikirkan hal -- hal tentang masa lalunya sebelum kusut atau tidak karuan dan kacau. Menurut peneliti, dalam lirik ini terdapat dua pilihan kata yaitu pada kata cabutlah dan kusut.

"Membiru indraku"

Membiru indra diartikan seperti memar atau bekas pukulan, lebam pada kulit. Namun makna dari lirik ini adalah seperti terdapat bekas luka pada perasaan seseorang karena masa lalunya yang meninggalkan luka. Dua kata di atas merupakan pilihan kata dalam lirik ini yaitu membiru dan indraku.

"Susah payahku melepasmu"

Lirik tersebut diungkapkan tanpa menggunakan pilhan kata oleh sang pengarang. Sudah jelas susah payah ia melepaskan sosok yang dicintainya.

"Terlihat ku palsu"

Dipaparkan bahwa tokoh di atas terlihat palsu. Jelas terlihat palsu karena dalam hatinya ia masih mencintai masa lalunya, namun keadaan mengharuskan mereka berpisah. Terlihat mengikhlaskan padahal hati masih sangat mencintainya.

"Tanpa rasamu menjamahku"

Dalam lirik tersebut pilihan katanya terdapat pada kata menjamahku. Menjamah diartikan sebagai menyentuh. Jadi dalam lirik di atas bermakna pengarang menjalani hidup dengan kesepian tanpa perasaan sosok yang dicintainya menyentuhnya.

"Tanpa ragamu disampingku"

Hampir sama maknanya seperti makna lirik di atas. Pengarang kini menjalani hidup dengan kesepian tanpa sosok yang dicintainya disampingnya.

"Tanpa eratmu menggenggamku"

Pilihan kata dari lirik di atas terdapat pada kata eeratmu. Jika diartikan atau makna dari liirk di atas, artinya pengarang hidup dalam kesepian tanpa genggaman dari sosok yang dicintai oleh dia.

"Tanpa arahmu lagi"

Masih lama seperti lirik di atas, pengarang kini hidup dalam kesendirian atau kesepian tanpa arah dari sosok yang dicintainya.

"Menuntunku lagi"

Lirik di atas masih berhubungan dengan lirik di atasnya, pengarang kini kesepian dalam menjalani hidupnya, tidak ada lagi yang dapar menuntunnya karena dulu ia dituntun oleh sosok yang dicintainya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun