“Kita jalan-jalan yuk bay, makan ayam kriuk, terus main perosotan” Adik saya mungkin tahu kalau ubay butuh refreshing. Jadi mereka sering mengajak saya untuk jalan-jalan atau makan bersama. Jika sudah disebutkan ayam kriuk dan jalan-jalan, mata Ubay langsung berbinar ceria. Ia heboh mencari sandal dan meminta saya untuk bersiap-siap.
Sore itu kami tiba di salah satu tempat makan favorite. KFC (Kentucky Fried Chicken). Saya memesan Red Hot Chicken dan Paket Chaki Kids untuk Ubay. Mbak karyawannya memberikan hadiah mainan untuk Ubay. Sayang sekali yang tinggal Cuma hello kitty hihii, walaupun cocoknya untuk anak cewek, Ubay mah seneng-seneng aja maininnya.
Kebahagiaan Sederhana bagi Ibu,
Ibu saya sejak muda menjadi pedagang barang harian di rumah. Saat kami berempat bersaudara mulai sekolah semua, Ibu pun menambah dagangannya dengan berjualan sayur. Selepas subuh Ibu sudah ke pasar untuk membeli dagangan, dan berjualan di rumah kami hingga malam.
Ibu tak punya banyak waktu untuk keluar rumah. Ia hanya pergi ke luar untuk ke pasar, kondangan atau arisan. Pernah suatu waktu saya dan adik mengajak Ibu untuk makan bersama di luar. Tapi Ibu menolak.
“Sayang kalau warungnya ditutup. Kalian pergi saja, ibu tinggal saja.” Saya sedih sekali mendengarnya. Bukan karena Ibu menolak untuk ikut, tapi mengingat perjuangan Ibu yang rela menghabiskan harinya untuk bekerja membantu ayah mencari uang untuk kami anak-anaknya. Saya juga sedih karena belum bisa membantu banyak. Jika menyuruh ibu berhenti berjualan, adik-adik masih sekolah dan butuh biaya.
Jadi setelah selesai makan di KFC, saya juga membeli Red Hot Chicken untuk di bawa pulang ke rumah Ibu. 3 potong ayam dan pudding saya pesan untuk ayah, ibu dan adik bungsu saya.
Bahagia itu sederhana, sesederhana senyum yang tercipta dari sepotong ayam goreng.