Tolong menolong adalah suatu tradisi yang membuat segalanya menjadi lebih mudah untuk diwujudkan.
Suatu ketika, saya pernah bertandang ke rumah seorang kerabat. Tak lama setelah saya tiba, waktu makan siang pun tiba.
Sang kerabat, mengajak mengajak turut serta makan siang di rumahnya.
"Jangan pulang dulu ya," ujarnya padaku.
"Makan siang dulu di sini," tambahnya lagi
Dengan perasaan sungkan, saya pun menurut. Namun setelah paham bahwa itu adalah kebiasaan masyarakat Aceh, maka saya pun melakukan hal yang sama. Saat ada yang bertandang ke rumah dan  waktu pun berjalan seiring obrolan kami. Ketika jam makan tiba aku mengajaknya ikut makan siang bersama walaupun dengan lauk seadanya.
Bukan karena itu sedang lebaran, melainkan memang begitulah adat dalam suku bangsa Aceh.
Saat saya berada di Lhokseumawe, tetangga saya pernah bilang, tak baik membuat tamu lapar pada jam makan tiba.
Aceh memang dikenal dengan kebiasaannya yang unik. Selain karater rakyat aceh yang dikenal sebagai pemberani, dermawan seperti contoh sumbangsih rakyat aceh dengan mengumpulkan emas mereka yang kemudian termasuk dalam emas monas. Belum lagi dalam pembelian pesawat dakota atau R1001 dan R1002 atau selawah 001 dan selawah 002 yang kemudian menjadi cikal bakal pesawat garuda saat ini.
Kebiasaan tolong menolong ini pula yang menjadi sorotan dunia, tatkala Aceh menampung pengungsi etnis Rohingya di tanah mereka. Tak puas menampung, mereka pun menyediakan barak-barak sebagai tempat tinggal, mengupayakan tercukupi sandang dan pangan sampai kepada masalah pendidikan, meskipun dengan segala keterbatasan.
Yang lebih menarik lagi, kebiasaan tolong menolong masyarakat Aceh ini diabadikan dalam bentuk seni. kita lihat melalui persembahan tarian daerahnya, seperti contoh tarian top pade. Tari top pade adalah tari yang menceritakan proses menanam sampai memanen padi. Tari ini berasal dari daerah Aceh Utara, yang menganggap bahwa gotong royong merupakan nilai tolong-menolong dalam masyarakat adat Aceh.
Dalam tarian itu, masyarakat Aceh bersama-sama menyemai benih, merawat dan  menjaga dari hama, sampai kepada tahap memanen dan mengolahnya menjadi beras yang enak.
Bravo masyarakat Aceh, semoga kebiasaan ini dapat terus diterapkan sepanjang zaman dan dimanapun kita berada.
Nabi Muhammad, saw sebagai sosok tauladan akhir zaman dalam haditsnya  pernah meriwayatkan, barang siapa yang berusaha melapangkan suatu kesusahan kepada seorang mukmin dari kesusahan-kesusahan dunia, maka Allah akan melapangkannya dari suatu kesusahan di hari kiamat dan barang siapa yang berusaha memberi kemudahan bagi orang yang kesusahan, maka Allah akan memberi kemudahan baginya di dunia dan akhirat. Barang siapa yang berusaha menutupi kejelekan orang Islam, Allah akan menutupi kejelekannya di dunia dan akhirat. Allah selalu membantu hamba-Nya selama hamba itu menolong sesama saudaranya."(hadist riwayat Ahmad)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H