Mohon tunggu...
Ria Ulvia Erza
Ria Ulvia Erza Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UMMI

Bussines Administration

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

KKN-T UMMI Kelompok 61 Mengembangkan Budidaya Ikan dengan SMART-K di Desa Muaradua

1 September 2021   21:18 Diperbarui: 1 September 2021   21:33 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Melandanya pandemi Covid-19 menimbulkan dampak besar bagi segala sektor, salah satunya pada sektor perikanan yang berada di Desa Muaradua. Hal ini menjadi alasan bagi Universitas Muhammadiyah Sukabumi (UMMI) untuk memberikan kontribusi dalam rangka mengembangkan pembudidayaan ikan di Desa Muaradua dengan melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) UMMI 2021.

Kelompok 61 KKN-T UMMI beranggotakan 10 mahasiswa yang berasal dari berbagai program studi yang dibimbing oleh Pujia Siti Balkist S.Si.,M.Pd. Kegiatan KKN-T berlangsung selama 40 hari terhitung sejak tanggal 21 Juli 2021 hingga 29 Agustus 2021.

Desa Muaradua merupakan salah satu desa di wilayah Kabupaten Sukabumi yang memiliki potensi dalam hal budidaya ikan koi yang layak dikembangkan. Namun sangat disayangkan kurangnya perhatian dari warga desa untuk mengembangkan potensi tersebut. Oleh karena itu Kelompok 61 KKN-T UMMI berusaha mengembangkan pembudidayaan ikan dengan Program SMART-K (Sistem Manajemen Akuakultur, Rekayasa Teknologi, dan Kemitraan).

SMART-K merupakan salah satu program pengembangan kegiatan perikanan budidaya Sukabumi yang bertujuan untuk meningkatkan perekonomian melalui kegiatam pemberdayaan, pembentukan kelembagaan, dan pengembangan program kemitraan yang melibatkan UMMI, UMKM, pasar, dan instansi terkait seperti BBI, DKP, atau BBPBAT.

dokpri
dokpri

Pembudidayaan ikan di Desa Muaradua biasanya memakai sistem eceng gondok sebagai tempat menempelnya telur ikan koi di akar eceng gondok hingga terjadi penetasan. Namun kelompok 61 KKN-T UMMI mengembangkan potensi budidaya ikan dengan menggunakan sistem kajo agar lebih efektif dan efisien. Sistem kajo digunakan sebagai tempat menempelnya telur ikan hingga terjadinya penetasan.

Setelah dibandingkan proses pembudidayaan ikan dengan menggunakan sistem kajo dan sistem eceng gondok, terlihat bahwa pada sistem kajo telur ikan akan lebih banyak menempel dan tidak banyak terbuang, juga lebih mudah dibawa saat dipindahkan ke kolam untuk penetasan. Namun sayangnya sistem kajo lebih banyak mengeluarkan biaya dan kurang ramah lingkungan. Sedangkan pada sistem eceng gondok, pembudidayaan ikan menjadi lebih hemat biaya dan ramah lingkungan walaupun lebih sulit dibawa saat dipindahkan ke kolam untuk penetasan telur ikan koi.

Kami berharap warga setempat lebih perhatian dan peduli terhadap potensi yang ada di Desa Muaradua agar lebih berkembang dan terpelihara dengan baik di masa yang akan datang khususnya dalam bidang pembudidayaan ikan koi. Kami senang dapat berkontribusi dalam kegiatan ini, semoga apa yang kelompok 61 KKN-T UMMI lakukan dapat bermanfaat bagi warga desa Muaradua.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun