Mohon tunggu...
Ria Eka Ramadhani
Ria Eka Ramadhani Mohon Tunggu... -

serba amatir guys !

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Belajar observasi dan wawancara bikin bosen |? Siapa bilang??

27 Mei 2015   17:50 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:32 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Belajar observasi dan wawancara bikin bosen |? Siapa bilang??

Bagi kalangan mahasiswa, sudah terbiasa mendengar kata observasi dan wawancara. Tentunya tidak asing lagi dengan istilah tersebut, apalagi bagi mahasiswa semester akhir seperti saya ini. Persiapan untuk melakukan penelitian skripsi mengharuskan kita belajar lebih dalam lagi tentang observasi dan wawancara. Namun, tidak hanya belajar observasi dan wawancara bagi semester akhir saja, sebagai mahasiswa seharusnya kita sudah terbiasa dengan melakukan observasi dan wawancara di tugas kuliah kita.

Observasi dan wawancara merupakan istilah dalam mengumpulkan data saat penelitian. Hal ini dilakukan untukmempermudah kita dalam mendapatkan dan menggali data yang kita inginkan. Nah kali ini saya akan sedikit berbagi, apa sih yang ada dalam observasi dan wawancara itu. Yuk belajar bersama.

Istilah observasi sering kita sebut dengan pengamatan atau mengamati. Untuk mengumpulkan data dalam penelitian, metode ini selalu digunakan. Untuk melakukan metode ini. Dibutuhkan kecermatan dalam melihat dan menilai gerak gerik atau bahasa tubuh subjek yangakan kita teliti. Tujuan observasi adalah mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktivitas-aktivitas berlangsung, orang yang terlibat dalam aktivitas dan makna kejadian yang diamati tersebut. Berikut ada macam macam observasi menurut Patton :


  1. Observasi partisipan dan non Partisipan

Observasi partisipan yaitu pengamat berpartisipasi aktif dalam setting yang diamati, sedangkan non partisipan adalah pengamat tidak terlibat dalam aktivitas yang diamatinya atau sebagai pengamat pasif.

2.Observasi Terbuka dan Tertutup

Observasi terbuka yaitu melakukan observasi sistematik dengan memberitahu dan meminta izin terlebih dahulu pada subyek yang diamati. Sedangkan observasi tertutup dilakukan tanpa meminta izin dan memberitahu terlebih dahulu. Observasi tertutup atau terselubung akan memungkinkan peneliti menangkap kejadian yang sesungguhnya karena pada umumnya individu yang tidak menyadari bahwa ia diamati akan bertingkah laku biasa.


  1. Observasi Terbatas dan Observasi Jangka Panjang

Observasi terbatas hanya berlangsung pada saat-saat tertentu saja, sedangkan observasi jangka panjang berlangsung sangat lama yang dimaksudkan agar peneliti dapat memperoleh pemahaman holistik mengenai budaya kelompok yang ditelitinya.

Selalu ada kekurangan dan kelebihan dalam metode pengumpulan data dengan observasi. Kelebihan dan kekurangan tersebut membuat kita belajar dan membuat kita lebih banyak mendapatkan informasi.

Kelemahan observasi terletak pada beberapa hal:

1.Pengamat terbatas dalam mengamati karena kedudukannya dalam kelompok hubungannya dengan anggota dan yang semacamnya


  1. Pengamat yang berperan serta sering sukar memisahkan diri walaupun hanya sesaat untuk membuat catatan hasil pengamatannya
  2. Hasil pengamatan berupa sejumlah besar data sering sukar dan sangat memakan waktu untuk mencatat hasil.

Kelebihan obervasi :

1.Pengamat mempunyai kemungkinan untuk langsung mencatat hal-hal, perilaku pertumbuhan, dan sebagainya, sewaktu kejadian tersebut masih berlaku, atau sewaktu perilaku sedang terjadi sehingga pengamat tidak menggantungkan data-data dari ingatan seseorang.

2.Pengamatan dapat memperoleh data dan subjek, baik dengan berkomunikasi verbal ataupun tidak, misalnya dalam melakukan penelitian. Sering subjek tidak mau berkomunikasi secara verbal dengan peneliti karena takut, tidak punya waktu atau enggan. Namun, hal ini dapat diatasi dengan adanya pengamatan (observasi) langsung.

Nah kali ini, yuk belajar wawancara. Wawancara merupakan metode yang menurut saya sangat menarik. Karena apa ? karena dalam metode ini, membuat kita untuk pandai berbicara dan berkomuniukasi di depan umum. Bukan hanya mendapatkan data lebih banyak, namun metode ini, membuat kita menjadi lebih percaya diri, hehehee menurut saya sih yaa. Biasanya metode wawancara ini, dijadikan sebagai metode untuk melengkapi data data yang kurang dalam penelitian kita. Namun, jangan salah. Metode wawancara tidak terbatas seperti itu. Metode wawancara merupakan metode yang terpenting dalam penelitian kualitatif. Karena apa? Karena dalam metode ini, dibutuhkan banyak penggalian data dan bias dilakukan dengan metode wawancara.

Siapa sih yang engga tau arti wawancara? Nah secara umum, wawancara merupakan metode Tanya jawab, yang dilakukan oleh peneliti (interviewer) dengan subjek (interviewee).Patton (1994) membedakan tiga pendekatan dasar dalam memperoleh data kualitatif melalui wawancara:


  1. Wawancara Informal, yaitu wawancara dilakukan tidak hanya oleh satu orang, tetapi oleh dua orang atau lebih terhadap seseorang yang diwawancarai

  1. wawancara dengan pedoman umum, yaitu pewawancara membuat kerangka dan garis besar pokok-pokok yang dirumuskan terlebih dahulu an tidak perlu ditanyakan secara berurutan
  2. Wawancara dengan Pedoman Standar (Baku) yang Terbuka , didalam bentuk wawancara ini, pedoman wawancara ditulis secara rinci, lengkap dengan set pertanyaan dan penjabarannya dalam kalimat.

Hal-hal praktis yang perlu diperhatikan dalam wawancara:

1.Sebelum Wawancara


  • Memilih tempat yang tenang dan bebas dari gangguan

  • Peneliti meminta responden berbicara cukup keras sehingga suara dapat direkam

  • Sistem perekam perlu diperiksa terlebh dahulu dan diletakkan dekat dengan responden

2.Selama Wawancara


  • Peneliti harus berbicara secara jelas dan tidak terlalu cepat

  • Alat perekam sebaiknya dimatikan selama pembicaraan yang tidak relevan berlangsung

  • Peneliti harus mengikuti semua petunjuk yang ditulis untuk mengoperasikan alat perekam dan melakukan pengecekan bila alat perekam perlu diganti

3.Setelah Wawancara


  • Peneliti perlu mendengarkan rekaman, mencatat dan menghapus diskusi yang tidak relevan

  • Memberi kode yang lengkap pada kaet

  • Menyimpan kaset dan alat perekam dalam kondisi baik.

Nah ini sekilas tentang metode observasi dan wawancara, yuk belajar bersama. Selamat membaca J

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun