Mohon tunggu...
Riadilla Zahra
Riadilla Zahra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menggali Makna dalam Meme Pantun, Inovasi Pantun sebagai Ekspresi Kreatif di Media Sosial

7 Desember 2024   08:08 Diperbarui: 8 Desember 2024   20:02 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pantun merupakan salah satu bentuk puisi lama yang dikenal dengan ciri khasnya berupa pola rima yang menciptakan irama khas saat dilisankan. Pada tahun 2020, pantun resmi ditetapkan sebagai salah satu warisan budaya takbenda oleh UNESCO. Hal ini menunjukkan bahwa pantun tidak hanya dianggap sebagai sebuah karya sastra, tetapi juga sebagai identitas budaya Indonesia yang harus dijaga dan dilestarikan. Dalam ruang budaya tradisional, pantun berfungsi sebagai media komunikasi, sarana pendidikan, hiburan, dan simbol identitas budaya. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, pantun mulai beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan budaya. Di era digital saat ini, pantun tidak hanya sebatas puisi lama yang dilisankan, melainkan saat ini pantun telah merambah ke media sosial sebagai bentuk ekspresi kreatif berupa meme pantun. 

Meme pantun merupakan bentuk kreativitas yang menggabungkan pantun dengan elemen visual. Penggunaan gambar dan gaya bahasa yang kasual mampu menarik perhatian banyak orang, terutama Generasi Z. Dalam media sosial, meme pantun menjadi cara populer Generasi Z untuk mengekspresikan pesan, kritik, atau sekadar hiburan. Fenomena ini menunjukkan bahwa pantun, sebagai warisan budaya, mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan budaya. Keberadaan meme pantun membuktikan bahwa pantun sebagai salah satu warisan budaya tradisional mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman dan tetap relevan di zaman sekarang. Fenomena meme pantun memiliki keterkaitan dengan pentingnya memahami struktur pantun yang baik dan benar. Sebagai salah satu bentuk sastra, pantun memiliki struktur yang khas. Pantun terdiri dari empat baris, dengan dua baris pertama berfungsi sebagai sampiran dan dua baris terakhir berfungsi sebagai isi. Jumlah suku kata pada setiap barisnya berkisar antara 8 sampai dengan 12 suku kata. Adapun pola rima yang digunakan adalah a-b-a-b atau a-a-a-a. Namun, dalam konteks meme pantun, terdapat beberapa bagian dari struktur tradisional yang dimodifikasi. Baris dalam meme pantun tidak selalu terdiri dari empat baris, melainkan sering kali hanya terdiri dari tiga atau dua baris.Jumlah suku kata setiap baris seringkali kurang dari 8 suku kata atau lebih dari 12 suku kata. Selain itu, penggunaan bahasa dalam meme pantun cenderung santai dan lebih menonjolkan unsur humor. Modifikasi struktur pantun tradisional dalam meme pantun menunjukkan bagaimana pantun beradaptasi dengan budaya modern untuk mengekspresikan perasaan melalui pantun. Hal ini dapat ditinjau lebih dalam menggunakan teori Semiotika. Kita dapat melihat bagaimana visual dan teks bekerja sama membentuk sebuah makna dan menyampaikan pesan dengan cara yang lebih relevan dengan era saat ini.

Mari kita lihat bagaimana meme pantun jika dilihat dari kacamata Semiotika dengan menggunakan teori Semiotika menurut Roland Barthes, yang mengembangkan teori Semiotika menurut Ferdinand de Saussure. Teori Saussure menyebutkan bahwa semiotika dibagi menjadi dua bagian penanda (signifier) dan petanda (signified). Selanjutnya, Roland Barthes mengembangkannya dengan menyatakan bahwa teori tersebut dikategorikan sebagai denotasi, konotasi, dan mitos. Dalam konteks meme pantun, teori semiotika Barthes dapat membantu memahami bagaimana meme pantun tidak hanya menyampaikan makna secara harfiah (denotasi), tetapi juga makna yang lebih dalam melalui konotasi dan mitos. 

Misalnya pada meme pantun yang menampilkan gambar seseorang mengenakan kostum karakter Elmo dari Sesame Street. Sosok tersebut duduk di trotoar dengan postur yang terlihat seperti sedang merasa lelah. Di bagian atas dan bawah gambar terdapat teks pantun,yang berbunyi:

Berkelahi sama si Adul (bagian atas)

Tetap haha hihi walau hidup amburadul (bagian bawah)

Berikut merupakan analisis makna denotasi, konotasi, dan mitos yang terkandung dalam meme pantun di atas.

  1. Denotasi (makna harfiah)

Denotasi dapat diartikan sebagai makna literal atau dasar. Dalam gambar meme pantun tersebut, terlihat seseorang mengenakan kostum karakter Elmo, salah satu tokoh Sesame Street yang sedang duduk sendirian di trotoar. Di bagian atas terdapat pantun yang merupakan sampiran dan di bagian bawah merupakan isi. 

Pantun tersebut berbunyi, "Berkelahi sama si Adul, tetap haha hihi walau hidup amburadul". Pantun tersebut menggambarkan keadaan seseorang yang sedang menghadapi kesulitan (hidup amburadul), tetapi tertawa (haha hihi).

  1. Konotasi (makna tersirat)

Konotasi dapat diartikan sebagai makna yang lebih dalam. Karakter Elmo dalam meme tersebut berkaitan dengan keceriaan. Namun, jika seseorang dengan kostum karakter Elmo sedang terduduk lesu di trotoar dengan gestur menunjukkan kelelahan dapat berkonotasi dengan seseorang yang sedang merasa sulit atau tertekan dengan hidupnya. Teks "tetap haha hihi" menguatkan konotasi bahwa meskipun hidupnya penuh dengan tantangan atau kesulitan (hidup amburadul).

  1. Mitos

Mitos dapat diartikan sebagai bahasa atau makna yang muncul akibat pengaruh kehidupan sosial atau pandangan. Dalam hal ini, mitos yang dapat disimpulkan adalah pandangan tentang bagaimana seseorang harus tetap "semangat" meskipun sedang menghadapi kesulitan dalam hidupnya. Meme pantun ini juga mengandung mitos tentang "toxic positivity" yaitu tekanan untuk terlihat bahagia meskipun kenyataan hidup tidak sesuai yang diharapkan.

Adapun contoh lain misalnya pada meme pantun yang menampilkan gambar seorang wanita yang sedang berbaring dengan sebuah ponsel tangannya. Ekspresinya terlihat sendu sambil menatap layar ponsel, seperti sedang memikirkan sesuatu yang menyedihkan.  Di bagian atas dan bawah gambar terdapat teks pantun, yang berbunyi:

Jerawat dipencet

Rasanya ngilu (bagian atas)

I still read our chats 

When i miss u (bagian bawah)

Berikut merupakan analisis makna denotasi, konotasi, dan mitos yang terkandung dalam meme pantun di atas.

  1. Denotasi (makna harfiah)

Dalam gambar meme pantun tersebut, terlihat seorang wanita yang sedang berbaring dengan sebuah ponsel tangannya sambil menatap layar ponsel dengan ekspresi sendu. Isi dari pantun pada meme tersebut berbunyi, "I still read our chats when i miss u" secara literal dapat diartikan wanita tersebut kembali membaca percakapan lama karena merindukan seseorang. Adapun hubungan antara teks dengan gambar terlihat pada aktivitas wanita tersebut (melihat ponsel) yang menandakan bahwa dia mungkin sedang membaca percakapan tersebut (chats).

  1. Konotasi (makna tersirat)

Kalimat "I still read our chats when i miss u" memiliki konotasi tentang kerinduan terhadap seseorang yang mungkin sudah tidak ada lagi dalam kehidupan wanita tersebut. Meme pantun ini menampilkan seorang wanita dengan menatap ponsel dengan ekspresi sendu. Hal ini memiliki makna aktivitas membaca percakapan lama sebagai simbol dari usaha untuk tetap terhubung dengan kenangan, meskipun hubungan mereka telah berakhir. Wanita dalam meme tersebut terlihat seperti tenggelam pikirannya dan sedang dalam kondisi emosional. Meme pantun tersebut menunjukkan kebiasaan manusia yang kerap kembali mengingat masa lalu untuk menghidupkan kembali kenangan yang sudah berlalu.

  1. Mitos

Meme pantun tersebut mengandung mitos tentang bagaimana manusia menghadapi kerinduan di era digital saat ini. Teknologi seperti ponsel menjadi media untuk menyimpan dan mengakses kembali kenangan bersama orang tersayang, menggantikan bentuk media kenangan fisik seperti foto cetak dan surat. Hal ini menunjukkan bahwa membaca pesan lama dianggap sebagai salah satu cara untuk mengobati kerinduan.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa meme pantun merupakan bentuk ekspresi yang menggabungkan elemen visual dengan teks pantun untuk mengekspresikan perasaan dalam bentuk kreatif dengan nuansa humor. Meme pantun juga menjadi media komunikasi yang menggambarkan kehidupan manusia sehari-hari dalam bentuk yang relatable, ringan, dan tetap sarat akan makna. Selain itu, meme pantun ini juga dapat ditinjau lebih dalam melalui teori Semiotika Barthes yang terdiri dari tiga lapisan makna, yaitu denotasi (makna harfiah), konotasi (makna tersirat), dan mitos. 

Meme pantun merupakan bentuk inovasi kreatif yang menggabungkan pantun dengan elemen visual sehingga dapat dijadikan sebagai media ekspresi kreatif yang menarik dan relevan dengan era saat ini. Dalam hal ini, meme pantun tidak hanya berfungsi sebagai hiburan, tetapi juga berfungsi sebagai media komunikasi untuk menyampaikan pesan, mengekspresikan perasaan, dan kritik yang dibalut humoris. Melalui analisis Semiotika Barthes, kita dapat mengetahui bahwa meme pantun mengandung tiga lapisan makna, yaitu denotasi (makna harfiah), konotasi (makna tersirat), dan mitos (pandangan atau makna sosial-budaya). Makna denotasi meme pantun menunjukkan makna literal dari gambar dan teks, sementara itu makna konotasi menunjukkan makna yang lebih mendalam. Mitos menunjukkan nilai sosial dan pandangan tentang bagaimana seseorang mengartikan meme pantun tersebut.

Fenomena meme pantun di media sosial menunjukkan bahwa pantun sebagai warisan budaya tradisional mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman dan teknologi. Saat ini, pantun yang dikemas dalam bentuk meme pantun menjadi media ekspresi yang menarik dan mudah diterima oleh generasi saat ini. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun