Hati ini mendadak girang bukan kepalang ketika sore itu seorang petugas SPBU berkerudung memberikan secarik brosur kepada saya dan beberapa pengendara di belakang saya yang mengantre BBM jenis Pertamax.
Setelah diamati, brosur yang didominasi warna hijau tersebut ternyata berisikan informasi tentang sebuah program menarik dari PT Pertamina yang ingin memberikan reward kepada konsumen setia BBM non-subsidi di seluruh Indonesia.
Jujur, saya tertarik dan antusias untuk mengikuti program tersebut. Pasalnya, PT Pertamina selaku pihak penyelenggara menabur beragam hadiah menarik dalam brosur mereka, salah satunya umrah.
Sebagai konsumen setia BBM non subsidi, saya merasa cukup yakin dapat memenangkan hadiah umroh ke tanah suci. Kalaupun bukan umroh, saya berharap bisa beruntung mendapatkan salah satu dari sederet hadiah menarik lainnya, seperti Yamaha N-Max, Kijang Innova, Harley Davidson, atau justru Mercedes-Benz seri terbaru.
Keyakinan saya tersebut sebenarnya bukanlah tanpa alasan. Saya yakin dapat meraup puluhan bahkan ratusan kupon hingga periode program berakhir karena saya merasa cukup akrab dengan SPBU.
"Bukan perkara sulit untuk mengumpulkanstruk pembelian BBM sebanyak-banyaknya karena dalam sepekan toh saya memang biasa membeli 15 hingga 20 liter BBM jenis Pertamax," gumam saya dalam hati.
Sembari membayangkan betapa indahnya 2 tanah haram Makkah dan Madinah, kemudian saya bergegas untuk meng-install aplikasi MyPertamina yang mangkal di PlayStore. Menurut brosur, ini adalah langkah awal yang mesti ditempuh konsumen agar dapat mengikuti program.
Namun yang terjadi justru diluar dugaan. Angan-angan terbang ke tanah suci seolah samar-samar usai melihat komentar para konsumen yang "nangkring" di bawah aplikasi MyPertamina.
Diri ini miris plus ragu-ragu untuk meng-install aplikasi karena hampir 85 % pengguna melontarkan komentar bernada miring. Coba perhatikan beberapa komentar di bawah ini:
Namun jika dikalkulasi, jumlah komentar miring  tetap lebih unggul atas komentar positif  dari aplikasi berukuran 15 MB ini.
Akibatnya, hingga hari ini perangkat android milik saya terkesan masih ragu-ragu untuk meng-instal aplikasi MyPertamina. Sejauh ini, saya hanya melakukan pemantauan terhadap perkembangan penggunaan aplikasi.
Apabila jumlah komentar positif berhasil mengungguli komentar miring, maka bukan tidak mungkin saya akan berpikir ulang untuk memasang aplikasi dan beruntung mendapatkan umroh ke tanah suci.
Jika performa aplikasi MyPertamina yang dikembangkan PT Pertamina (Persero) memang bermasalah adanya, saya dan seluruh konsumen setia BBM di Indonesia tentunya berharap agar masalah ini segera di atasi.
Sehingga pada akhirnya nanti program bertajuk "Berkah Energi Pertamina" yang digelar PT Pertamina benar-benar memberikan berkah bagi jutaan konsumen BBM non subsidi di Indonesia.
Berkah disini tidak hanya bagi konsumen BBM non-subsidi di seluruh Indonesia, namun berkah pula bagi pengembang aplikasi MyPertamina jika aplikasi dimaksud berhasil dimutakhirkan dan di download hingga ratusan juta kali. Â Â Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H