Sebagai negara kepulauan yang terdiri dari sekitar 70 persen lautan dan 30 persen daratan, Indonesia mempunyai potensi kelautan dan kemaritiman yang sangat besar. Posisi Indonesia yang terletak di garis khatulistiwa yang merupakan pertemuan arus panas dan dingin, menyebabkan sumberdaya hayati kelautan Indonesia begitu beraneka ragam. Belum lagi termasuk potensi sumber kekayaan non hayati salah satunya seperti minyak dan gas alam. Sebagai tambahan, letak geografis Indonesia yang terletak di antara samudera hindia dan pasifik menjadikan Indonesia sebagai jalur pelayaran internasional. Adanya jalur pelayaran internasional ini menjadikan potensi kemaritiman Indonesia sangat besar.
Selain itu, Indonesia memiliki sumberdaya perikanan meliputi, perikanan tangkap di perairan umum seluas 54 juta hektar dengan potensi produksi 0,9 juta ton/tahun. Budidaya laut terdiri dari budidaya ikan (antara lain kakap, kerapu, dan gobia), budidaya moluska (kekerangan, mutiara, dan teripang), dan budidaya rumput laut, budidaya air payau (tambak) yang potensi lahan pengembangannya mencapai sekitar 913.000 ha, dan budidaya air tawar terdiri dari perairan umum (danau, waduk, sungai, dan rawa), kolam air tawar, dan mina padi di sawah, serta bioteknologi kelautan untuk pengembangan industri bioteknologi kelautan seperti industri bahan baku untuk makanan, industri bahan pakan alami, benih ikan dan udang serta industri bahan pangan. Besaran potensi hasil laut dan perikanan Indonesia mencapai Rp 3000 triliun per tahun.
Peluang pengembangan usaha kelautan dan perikanan Indonesia masih memiliki prospek yang baik. Pengembangan usaha kelautan dan perikanan dapat digunakan untuk mendorong pemulihan ekonomi diperkirakan sebesar USD 82 miliar per tahun. Indonesia memiliki kesempatan untuk menjadi penghasil produk perikanan terbesar dunia, karena kontribusi perikanan pada 2004-2009 terus mengalami kenaikan.
Disamping itu potensi-potensi lainnya mulai dikelola, seperti sumber daya yang tidak terbaharukan, agar dapat memberikan kontribusi yang nyata bagi pembangunan.  Untuk mengoptimalkan pemanfaatan potensi sumber daya kelautan dan perikanan dan menjadikan sektor ini sebagai prime mover pembangunan ekonomi nasional, saat ini Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melakukan upaya percepatan dan terobosan dalam pembangunan kelautan dan perikanan yang didukung dengan kebijakan politik dan ekonomi serta iklim sosial yang kondusif.
Potensi kelautan dan kemaritiman yang kita miliki sangat beraneka ragam tidak hanya berada pada sektor perikanan. Potensi ini ada yang sudah dieksploitasi maupun yang masih dalam tahap observasi. Potensi ini sebagian besar masih belum dimanfaatkan secara efektif dan efisien. Oleh karena itu sangat diperlukan untuk mengenali potensi-potensi sumber daya kelautan dan kemaritiman yang ada sebagai input pembelajaran bersama.
Pertama adalah potensi alur pelayaran Indonesia. Kekayaan laut Indonesia yang sangat penting adalah ruang laut yang sangat luas. Luasnya ruang laut Indonesia berdampak pada potensi perkembangan industri pelayaran, galangan kapal serta industri-industri pendukung lainnya. Potensi dari ruang laut bisa diterjemahkan sebagai sumber kekayaan maritim berupa jalur pelayaran yang dimiliki serta potensi untuk mendorong tumbuhnya industri pendukungnya. Indonesia setidaknya memiliki 3 rangkaian Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI). ALKI I melintasi Laut Cina Selatan-Selat Karimata-Laut Jakarta-Selat Sunda dan ALKI II melintasi Laut Sulawesi-Selat Makassar-Laut Flores-Selat Lombok, serta ALKI III yang melintasi Sumadera Pasifik-Selat Maluku, Laut Seram-Laut Banda.
Lebih dari 75 persen barang dan komoditas yang diperdagangkan di negara-negara kawasan Asia-Pasifik ditransportasikan melalui laut. Sekitar 45 persennya atau setara dengan US$ 1.500 triliun pertahun barang dan komoditas diperdagangkan melalui Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) ini. Industri pelayaran akan tumbuh jika pertumbuhan kebutuhan jasa transportasi meningkat. Selanjutnya, Industri galangan kapal akan tumbuh dengan sendirinya untuk menyambut kebutuhan armada kapal dari industri pelayaran. Ini akan memiliki efek domino pada pertumbuhan ekonomi di sektor lainnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H