Mohon tunggu...
Ria Ayu Oktavia
Ria Ayu Oktavia Mohon Tunggu... Jurnalis - Journalist and Food Addicts

Halo nama saya Ayu (nggak pakai K)

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Sejarah Kastengel

4 Mei 2021   11:07 Diperbarui: 4 Mei 2021   11:11 587
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kastengel merupakan kue kering yang umumnya muncul saat menjelang hari raya Idul Fitri tiba. Bahkan kue kering yang satu ini digemari hampir semua kalangan karena rasanya yang gurih. Diantara kue kering lainnya seperti nastar, putri salju, kastengel termasuk golongan kue kering yang dijual dengan harga yang cukup mahal dan bervariasi. Yang menjadi pembeda adalah merk keju yang digunakan dan sebanyak apa takaran kejunya. Terlebih lagi keju merupakan bahan wajib kue kering kastengel untuk memberikan aroma dan citarasa yang khas.

Bicara tentang Kastengel, taukah kalian darimana asal kue kering yang satu ini ? Jika dilihat dari namanya, tentu Kastengel bukan berasal dari Indonesia.

Dilansir melalui Kompas.com, Kastengel adalah kue kering asal negeri kincir angin Belanda. Di Belanda, kastengel dinamai kaasstengels yang berasal dari kata kaas yang berarti keju dan stengels yang berarti batangan.

Berbeda dari di Indonesia, kastengel bukan kue kering yang muncul saat hari raya/hari besar. Di negara asalnya, Kastengel bahkan pernah digunakan sebagai pengganti mata uang. Kejadian tersebut bermula terjadi di kota Krabbedijke, dimana transaksi jual beli dilakukan dengan cara barter dengan menggunakan kastengel. Kastengel masuk dalam golongan makanan elite karena menggunakan komposisi keju yang mahal. Sehingga warga negara tersebut merasa tidak rugi jika barter dengan kastengel.

Di negara asalnya, kastengel tidak disajikan kecil-kecil seukuran jari melainkan memiliki panjang 30cm dan disajikan engan sup panas, atau dipotong-potong untuk jadi pelengkap salad.

Kemudian ketika kastengel mulai dikenal banyak masyarakat, chef kue kering kesulitan dalam mencari oven dengan ukuran besar seperti dinegara asalnya. Sehingga adonan kastengel dibentuk dalam potongan kecil sebesar jari (3-4cm) agar muat kedalam loyang yang umunya ditemui.

Penulis : Ria Ayu Oktavia

Universitas 17 Agustus 1945

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun