Mohon tunggu...
Ria Apriandini
Ria Apriandini Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Akuntansi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Theory Normative

2 Desember 2020   23:23 Diperbarui: 2 Desember 2020   23:24 860
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Hallo teman- teman, saya Ria Apriandini ingin memberikan sedikit pendapat saya mengenai Theory Normative, dimana ini adalah salah satu tugas mata kuliah Teori Akuntansi.

Sekitar tahun 1950-an merupakan awal perkembangan teori akuntansi yang menghasilkan teori akuntansi normatif.
Periode 1950- 1970 diberi label 'masa normatif'. Hal ini karena pada periode tersebut teori akuntansi berusaha untuk membangun norma untuk praktik akuntansi terbaik.

Periode normatif merupakan periode perdebatan diantara para pakar akutansi mengenai sudut pandang pendekatan yang ideal pada penentuan aturan dan kaidah pengukuran dan pelaporan informasi akuntansi. Perdebatan yang muncul yaitu tentang pengukuran nilai diterapkan pada pencatatan dan pelaporan akuntansi.

Teori normatif memiliki masa keemasannya pada sekitar tahun 1950-1960. Yang mendominasi periode normatif ialah para kritikus biaya akutansi historis dan kelompok pendukung kerangka konseptual.

Apa itu teori normatif?

Teori normatif adalah tentang bagaimana akuntansi dipraktekan. Teori normatif sering disebut juga Teori Apriori (bersifat deduktif) karena bukan hasil dari penelitian empiris dan berjalan dari sebab ke akibat. Sistem deduktif sering disamakan dengan normatif.

Teori normatif dihasilkan melalui proses semi penelitian yaitu tanpa adanya pengujian terhadap teori akuntansi yang telah dikemukakan "apakah dapat menjelaskan praktik akuntansi yang telah berlaku atau tidak" .
Hipotesis yang ada dalam teori ini ialah bagaimana akuntansi dipraktekkan, dan cenderung disusun untuk menghasilkan postulat akuntansi. Teori normatif fokus pada preskripsi (norma).
Teori normatif berkonsentrasi pada :
1. Penciptaan True Income (Laba Sesungguhnya)
Adanya pengukur tunggal yang unik dan benar untuk aktiva dan laba, namun tidak ada yang mencapai kesepakatan.

2. Decision Usefulness (Pengambilan Keputusan)
Tujuan dasar akuntansi adalah membantu proses pengambilan keputusan dengan cara menyediakan data akuntansi yang relevan. Data akuntansi sangat dibutuhkan oleh semua pemakai.

Teori normatif ini didasarkan pada anggapan bahwa:
a)  Akuntansi seharusnya merupakan sistem pengukuran.
b) Laba dan nilai dapat diukur secara tepat.
c) Akuntansi keuangan bermanfaat untuk pengambilan keputusan ekonomi.
d) Pasar tidak efisien (dalam pengertian ekonomi).
e) Ada beberapa pengukur laba yang unik.

Hasil akhir dari teori akuntansi normatif ialah suatu pernyataan yang mengharuskan dalam praktik akuntansi.
Contohnya : Teori akuntansi normatif akan menghasilkan pernyataan bahwa aset tetap harus dinilai, dicatat dan dilaporkan dalam neraca atas dasar biaya historis.

Nah, pada tahun 1970-an terjadi pergeseran pendekatan dalam penelitian akuntansi karena pendekatan normatif tidak dapat menghasilkan teori akuntansi yang siap dipakai dalam praktik sehari-hari. Sehingga mengakibatkan munculnya anjuran untuk memahami secara deskriptif mengenai fungsi sistem akuntansi dalam praktik nyata.
Teori akuntansi tidak cukup hanya bersifat normatif tetapi harus bisa diuji kebenarannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun