Mohon tunggu...
Ria Anggriawan
Ria Anggriawan Mohon Tunggu... Penulis - penulis lepas, pegiat sosial

-------

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Taman Class Seikhlasnya, Belajar Dulu Bayar Seikhlasnya Kemudian

25 September 2020   14:15 Diperbarui: 25 September 2020   14:34 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Buah adalah kelas bahasa. Saat ini di Taman Class Seikhlasnya terdapat kelas seputar Bahasa Jerman, Arab, Korea, Cina, dan Inggris. Di kelas Bahasa inggris Taman Class Seikhlasnya, pengajarnya adalah Alisha Bakrie yang kini sedang menempuh pendidikan di Cheltenham Ladies College, Inggris. Khusus untuk kelas bahasa, rencananya akan diperbanyak ke depannya mengingat tingginya jumlah peminat.

Kemudian, sayur adalah kelas yang mengajarkan tentang seni, seperti kelas design illustrator oleh Melda Uditia, fashion designer dari Bunka Fashion College, Tokyo. Ke depannya, kelas ini juga akan memberikan materi tentang videografi dan fotografi.

Terakhir susu, yaitu kelas yang sifatnya mengobati rasa penasaran para calon peserta didik seperti yoga, kelas coding for painting, dan lain sebagainya, yang secara industri mungkin permintaannya tidak ada tapi menyenangkan untuk dipelajari.

Altaresh mengatakan untuk menjadi pengajar, syaratnya harus memiliki latar belakang di bidang tersebut dan punya portofolio. Selain itu, mereka juga harus bisa menyampaikan ilmunya dengan baik dan mudah dicerna. Hal ini penting dimiliki oleh para pengajar karena Taman Siswa ingin menghadirkan metode pembelajaran dengan gaya dan konsep yang santai serta menyenangkan.

Altaresh menuturkan hingga kini, Taman Siswa telah bekerja sama @hrdbacot yang sempat membantu dalam kegiatan promosi kelas Bahasa Cina. Altaresh terus memperluas cakupan kerja sama dengan mencari media partner dan  perusahaan-perusahaan yang dapat memberikan sumber daya manusia sebagai pengajar.

"Kita pengen coba fokus dulu ke satu company atau start up. Bikin mereka percaya dulu dengan Taman Siswa, baru selanjutnya harapannya ada perusahaan lain yang juga bisa percaya, sehingga nantinya kami bisa meningkatkan fiturnya," kata Altaresh.

Ke depannya, Taman Siswa tidak hanya sekadar fasilitas kelas virtual tempat berbagi ilmu. Namun, juga dapat menghasilkan talenta- talenta potensial.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun