Pestisida, senyawa kimia yang dirancang untuk membunuh hama tanaman, telah menjadi bagian integral dari sistem pertanian modern. Penggunaan pestisida secara masif bertujuan untuk meningkatkan produktivitas pertanian dan melindungi tanaman dari serangan hama serta penyakit. Namun, di balik manfaatnya, penggunaan pestisida juga menimbulkan berbagai permasalahan, terutama terkait dengan dampaknya terhadap kesehatan masyarakat.
Salah satu dampak paling signifikan dari penggunaan pestisida adalah risiko keracunan. Petani yang secara langsung berhubungan dengan pestisida memiliki risiko paling tinggi terpapar senyawa kimia berbahaya ini. Paparan pestisida dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, mulai dari iritasi kulit dan mata, gangguan pernapasan, hingga masalah yang lebih serius seperti kerusakan organ dalam, kanker, dan gangguan sistem saraf. Selain petani, konsumen juga berpotensi terpapar residu pestisida melalui konsumsi makanan yang terkontaminasi. Pestisida yang digunakan pada tanaman dapat tertinggal dalam jumlah tertentu pada hasil panen. Konsumsi makanan dengan residu pestisida dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit, termasuk gangguan hormon, gangguan reproduksi, dan masalah perkembangan pada anak-anak. Menurut organisasi kesehatan dunia (WHO) memperkirakan kasus keracunan pestisida terjadi pada 1-5 juta orang setiap tahunnya pada pekerjaan pertanian dengan tingkat kematian mencapai 220.000 korban
Penggunaan pestisida juga memiliki dampak negatif terhadap lingkungan. Pestisida dapat mencemari tanah, air, dan udara. Pencemaran tanah dapat mengurangi kesuburan tanah dan mengganggu keseimbangan ekosistem. Pencemaran air dapat membahayakan kehidupan akuatik dan mencemari sumber air minum. Sementara itu, pencemaran udara dapat menyebabkan masalah pernapasan pada manusia dan hewan.
Dampak penggunaan pestisida terhadap kesehatan masyarakat sangat kompleks dan luas. Beberapa implikasi utama meliputi:
•Peningkatan angka kematian: Paparan pestisida telah dikaitkan dengan peningkatan risiko kematian akibat berbagai penyakit, termasuk kanker dan penyakit jantung.
•Beban penyakit: Penggunaan pestisida berkontribusi pada peningkatan beban penyakit.
Biaya kesehatan: Pengobatan penyakit yang disebabkan oleh paparan pestisida memerlukan biaya yang besar, sehingga menjadi beban bagi sistem kesehatan.
•Kualitas hidup: Paparan pestisida dapat menurunkan kualitas hidup individu karena menyebabkan berbagai masalah kesehatan yang mengganggu aktivitas sehari-hari.
Untuk mengatasi masalah yang ditimbulkan oleh penggunaan pestisida, diperlukan berbagai upaya mitigasi, antara lain:
•Pengurangan penggunaan pestisida: Pemerintah perlu mendorong petani untuk mengurangi penggunaan pestisida dengan memberikan alternatif pengendalian hama yang lebih ramah lingkungan, seperti pengendalian hayati dan pengendalian fisik.
•Peningkatan kesadaran: Masyarakat perlu diberikan edukasi tentang bahaya pestisida dan nontinanya mengonsumsi makanan yang aman dikonsumsi.
•Penguatan regulasi dapat dari Pemerintah perlu memperkuat regulasi terkait penggunaan pestisida, termasuk penetapan standar maksimum residu pestisida pada makanan.
•Penelitian dan pengembangan pestisida yang lebih selektif dan memiliki dampak lingkungan yang lebih rendah perlu terus dilakukan.
Jenis pestisida yang digunakan seperti:
1. Insektisida
Insektisida adalah jenis pestisida yang digunakan untuk mengendalikan insekta atau serangga.
2. Fungisida
Fungisida adalah jenis pestisida yang digunakan untuk mengendalikan fungi  atau jamur.
3. Rodentisida
Jenis pestisida yang satu ini digunakan untuk mengendalikan binatang pengerat atau tikus.
4. Nematisida
Nematisida adalah jenis pestisida yang digunakan untuk mengendalikan nematoda atau
5. Moluskida
Jenis pestisida ini digunakan untuk mengendalikan moluska atau siput.
6. Bakterisida
Bakterisida yaitu jenis pestisida untuk mengendalikan bakteri.
tips yg pertama memilih Pestisida Low Toxic, Pelajari Hama yang Ingin Dibasmi, Cari Tahu Peralatan Keselamatan yang Dibutuhkan. Dengan menggunakan Tips ini dapat menghindari kesalahan fatal yang diakibatkan oleh penggunaan pestisida berlebihan. Pestisida memiliki bahaya bagi kesehatan seperti Iritasi kulit, Keracunan, Gangguan reproduksi baik perempuan dan laki-laki, Gangguan kehamilan dan perkembangan janin, Penyakit Parkinson atau penyakit yg disebabkan oleh racun dalam pestisida yg mengganggu sel saraf, serta dapat menimpa penyakit kanker. Namun ada juga jenis pestisida yang ramah lingkungan, salah satunya Pestisida Nabati. Pestisida Nabati sebagai suatu pestisida yang bahan aktifnya berasal dari tanaman atau tumbuhan dan bahan organik lainnya yang berkhasiat mengendalikan serangan hama dan penyakit tanaman. Â Secara global terdapat lebih dari 1500 jenis tumbuhan dan telah dilaporkan dapat digunakan sebagai sumber bahan baku pestisida nabati. Â Diindonesia sendiri Â
sebenarnya sangat banyak jenis tumbuhan penghasil pestisida nabati dan diperkirakan ada 2400 jenis tanaman, Tanaman yang berpotensi sebagai bahan pestisida memiliki ciri beraroma kuat, rasa yang pahit, tidak disukai serangga hama dan dapat digunakan sebagai tanaman obat.
cara kinerja dari sebuah pestisida nabati. Yang pertama:
•Pestisida merusak perkembangan telur, larva dan pupa
•Menyebabkan serangga menolak makan tanaman yang dibudidayakan
•Mengusir serangga
•dan Dapat menghambat perkembangan patogen penyakit.
jenis pestida ada banyak yaitu pestisida nabati dari tumbuhan Tembakau, Piretrum, Tuba, Mimba, Bengkuang, Sirih, dan bawang merah.
Sehingga penggunaan pestisida berlebihan merupakan masalah kompleks yang memerlukan solusi komprehensif. Meskipun pestisida memiliki peran penting dalam meningkatkan produksi pertanian, kita perlu menyeimbangkan antara manfaat dan risiko yang ditimbulkan. Dengan menerapkan berbagai upaya mitigasi, kita dapat mengurangi dampak negatif penggunaan pestisida terhadap kesehatan masyarakat dan lingkungan. Petani harus memperhatikan penggunaan pestisida mulai dari penentuan jenis, sampai penyimpanan pestisida, agar terhindar dari dampak kesehatan yang dapat timbul akibat penggunaan pestisida yang berlebihan. Cara ini dapat meminimalisir dampak negatif yang ditimbulkan pestisida baik bagi diri petani sendiri maupun bagi lingkungannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H