Mohon tunggu...
Ria Amelia
Ria Amelia Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendekatan Komunikasi Internasional

5 Oktober 2018   19:30 Diperbarui: 5 Oktober 2018   19:56 490
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Komunikasi Internasional merupakan salah satu bidang, arena dan konteks dalam ilmu komunikasi. Fenomena komunikasi Internasional sangat luas, sehingga ada semacam tuntutan untuk membuat batasan. Meskipun sudah siusahakan untuk membatasi, bisa saja tetap terjadi tumpang tindih dengan aspek-aspek disiplin ilmu yang lain.

Oleh karena itu, penelusuran studi komunikasi internasional dapat dikelompokkan ke dalam dua kategori. Pertama, fenomena arus informasi komunikasi global yang menjadi pembahasan dominan sarjana komunikasi, yaitu media internasional (Asante & Gudykunst, 1989). Kedua, fenomena-fenomena yang meliputi komunikasi politik internasional, hubungan internasional, dan hubungan antar budaya (Sastropoetro, 1991).

Pandangan komunikasi internasional yang berfokus pada interaksi antar Negara sekarang ini sudah dianggap klasik atau konvensional. Ditemukannya teknologi informasi dan komunikasi yang baru, interaksi antar individu dan antar bangsa yang sudah berubah, terutama dalam bisnis dan budaya, telah melahirkan banyak aspek dalam komunikasi internasional.

Aktor Negara dalam hubungan antar bangsa sekarang ini bukan lagi satu-satunya aktor penting. Dalam era globalisasi dewasa ini, aktor bukan Negara (non-state actors) cukup memberi peran yang strategis dan penting. Bahkan ada kalanya lebih penting daripada faktor negara sendiri.

Kasus runthnya Uni Soviet, runtuhnya tembok Berlin atau jatuhnya Tunisia, Mesir dan Lybia, terjadi hanya gara-gara kegaduhan politik lewat internet. Akibatnya, terjadilah pergeseran pemahaman dan makna yang memandang komunikasi internasional dalam lingkup yang lebih luas.

Pergeseran focus komunikasi internasional dari sudut aktor Negara ke aktor non-negara, bentuk-bentuk media dan efek pesannya, membuat istilah komunikasi internasional tidak lagi memadai untuk menjelaskan kompleksitas komunikasi internasional dewasa ini.

Maka mulailah dikenal istilah "komunikasi global" untuk menunjukkan kata Mowlana (1997) bahwa ruang lingkup (scope) dari kajian komunikasi internasional meliputi "komunikasi antar Negara, institusi kelompok, dan individu lintas batas nasional, geografis, dan budaya."

Meskipun komunikasi internasional sudah bermetamorfosis pada komunikasi global atau komunikasi dunia, tetapi secara akademik komunikasi internasional hingga sekarang masih diakui sebagai sebuah subdisiplin dari bidang komunikasi. (ICA) misalnya, menempatkan komunikasi internasional sebagai salah satu devisi bidang peminatan komunikasi.

Demikian juga di berbagai perguruan tinggi Amerika komunikasi internasional telah menjadi kajian utama untuk program doktor dan master. Karena itu, dikenalnya istilah komunikasi global atau dunia komunikasi bukanlah berarti harus menghapus istilah komunikasi internasional. Yang terjadi sebenarnya adalah perluasan ruang lingkup isu dari komunikasi internasional.

Ada empat pendekatan terhadap komunikasi internasioanal, kata Hamied Maulana (1997:6) dalam Global Information and World Order. Pertama, pedekatan Idealistic-humanistic approach yang menggambarkan komunikasi internasional sebagai sebuah cara membawa bangsa dan negara berdaulat, untuk membantu organisasi-organisasi internasional dalam melaksanakan pelayananya kepada komunitas dunia lainnya. Bagaimana setiap negara-negara mampu menjalin hubungan komunikasi yang harmonis demi mencapai dunia yang damai (world peace).

Kedua, pendekatan yang memandang komunikasi internasional sebagai propaganda, konfrontasi, periklanan, mitos dan klik. Ini disebut juga sebagai "political proselytization". Komunikasi internasional  jenis ini lebih bersifat satu arah (one way) yang biasanya dilaksanakan antarinstitusi

negara.

Ketiga, berkembangnya pendekatan komunikasi internasional sebagai kekuatan ekonomi (economic power). Hubungan antarnegara ditengarai oleh pertukaran  barang dan jasa antarnegara. Mereka sanggup melakukan transfer of technology adalah negara-negara yang akan berkembang kearah modernisasi atau kemajauan ekonomi "pasar bebas" model neo-liberal.

Keempat, pendekatan komunikasi internasional yang memandang informasi sebagai "kekuasaan politik"(political power). Dominasi informasi: ekonomi, politik, budaya dan teknologi yang datang dari Barat. Negara-negara Selatan "terpinggirkan" sehingga terjadi ketergantungan "segala sektor" terhadap Barat.

Referensi:

Nanang Trenggono, Kontruksi Komunikasi Internasional

Jurnal Common. Volume 1 Nomor 2. Desember 2017

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun