Mohon tunggu...
Ria Agustina
Ria Agustina Mohon Tunggu... Lainnya - Penikmat sayur lodeh dan gereh

Kompasianer pemula 🤗

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Pasar Manis Purwokerto, Revitalisasi dan Wisata Kuliner Pagi Siang Malam

3 September 2024   07:36 Diperbarui: 3 September 2024   12:37 1276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pasar Manis, sabtu siang di penghujung Agustus 2024. (Dok. Ria Agustina)

Pasar Manis merupakan salah satu pasar tradisional di Purwokerto. Dulu, bangunannya tak begitu luas. Beratap genting tanah liat.

Atapnya sendiri tidak menutup seluruh bagian pasar. Ada pemandangan berupa celah, plavon bolong, genting bergeser atau tidak berada di tempatnya. 

Lantai pasar sebagian berupa tanah. Bisa dibayangkan kondisinya saat musim penghujan tiba.

Pasar Manis sebelum direvitalisasi. Sumber: radarbanyumas.disway.id (foto atas), namnamstory.blogspot.com (foto bawah)
Pasar Manis sebelum direvitalisasi. Sumber: radarbanyumas.disway.id (foto atas), namnamstory.blogspot.com (foto bawah)

Tahun 2015, Pasar Manis mulai direnovasi. Ketika itu ada program revitalisasi 1000 pasar oleh pemerintah Indonesia. Proses yang terdiri dari dua tahap, selesai pada tahun 2017. Lahan pasar diperluas dengan tambahan lahan ex Gedung Kesenian Soetedja yang berada tepat di sampingnya.

Revitalisasi dimaksudkan untuk memperbaiki kondisi supaya bisa berdaya gerak lebih kuat. Dalam hal perdagangan dan perekonomian, fungsi pasar sebagai tempat bertemunya penjual dan pembeli dan mereka bertransaksi jual beli.

Proses revitalisasi menjadi spesial bagi warga Kabupaten Banyumas, khususnya Kota Purwokerto. Adanya perbaikan pada kondisi pasar dan aktifitasnya, itu pasti. Hal lain karena peletakan batu pertama dan peresmian dilakukan oleh orang nomor satu di republik ini, yaitu bapak presiden.

Keadaan setelah revitalisasi 

Konsep tradisional tetap dipertahankan. Deretan los (kios) bersebelahan dan berhadapan tanpa sekat (kecuali los sembako). Sama seperti keadaan zaman dahulu sebelum revitalisasi. Perbedaannya adalah, saat ini ada zonasi berdasarkan produk yang dijual. Hal ini memudahkan pengunjung menemukan produk yang dicarinya.

Zona sayuran mentah, misalnya, berada dalam satu blok. Zona kuliner berada pada blok berikutnya. Deretan los pada semua blok terlihat rapi, bersih, dan modern.

Pasar manis masih merupakan pasar tradisional. Hanya saja sudah dalam penataan dan pengelolaan yang jauh lebih baik. Hal ini tentunya membuat nyaman baik pengunjung (pembeli) maupun penjual.

Atap genting serta lantai tanah, los-los kombinasi kayu dan triplek memang sudah tak ada lagi. Tapi pengunjung bisa menemui kenyamanan dan kesenangan baru pasca pasar direvitalisasi. Dan pasar lantas bisa menjadi objek kunjungan wisata. Wisata belanja, wisata cuci mata, dan wisata kuliner.

Salah satu lorong di blok sayuran. (Dok. Ria Agustina)
Salah satu lorong di blok sayuran. (Dok. Ria Agustina)

Lantai yang rata (datar) adalah salah satu yang membuat nyaman. Pada area sayur dan buah, pengunjung bisa menyusuri lorong bahkan sembari mendorong troli belanja. Serasa berada di supermarket modern.

Salah satu fasilitas yang tersedia di pasar ini yang juga saya sukai adalah penghubung antara lantai satu dan lantai dua. Bukan anak tangga (trap) seperti pada umumnya tapi berupa bidang miring yang landai.

Bidang miring atau ramp di dalam pasar. Menghubungkan lantai 1 dengan lantai 2. (Dok. Ria Agustina)
Bidang miring atau ramp di dalam pasar. Menghubungkan lantai 1 dengan lantai 2. (Dok. Ria Agustina)

Biasa disebut ramp, dengan kemiringan antara 6-7 derajat, bidang ini memudahkan akses antar lantai bagi siapapun yang berada di area tersebut. Berjalan melewatinya sembari mendorong troli atau membawa barang belanjaan akan terasa lebih nyaman.

Bidang miring ini dilapisi karet sehingga pijakan kaki lebih nyaman, tidak licin. Dilengkapi pegangan rambat yang bebas dari permukaan tajam dan kasar.

Adanya bidang miring di dalam pasar ini menciptakan suasana kesetaraan dan keramahan. Memudahkan akses bagi siapapun termasuk pengguna dengan gerak terbatas.

Desain pasar yang apik, tampilan menarik berkat tata kelola yang baik, memungkinkan para pengunjung bisa bergaya dan berfoto kekinian yang instagramable.

Revitalisasi Pasar Manis, di satu sisi mempertahankan ketradisionalan. Di sisi lain, membuat nyaman baik pengunjung maupun penjual. Dalam menjelajah area pasar dan bertransaksi jual beli. Kenyamanan dan kemudahan akses tentunya menjadi poin tambah bagi pasar ini sehingga menjadi pilihan tempat berbelanja warga Purwokerto dan sekitarnya.

Pasar manis mendapat Sertifikat Pasar Rakyat Standar Nasional Indonesia pada tahun 2018 dan Penghargaan Pasar Rakyat kategori Pengelola Pasar Terbaik nomor 1 tingkat nasional pada tahun 2019. Penghargaan dari pemerintah melalui Kementerian Perdagangan.

Hari sabtu siang di penghujung Agustus 2024, saya berada di Kota Purwokerto dan berkesempatan mampir ke Pasar Manis. Dari Stasiun Kereta Api Purwokerto, saya menyusuri Jl Pemuda hingga sampai pada ujungnya. Pertigaan antara Jl Pemuda, Jl RA Wiriaatmaja dan Jl Gatot Subroto. Pasar manis terletak di sisi kiri di Jl Gatot Subroto, Purwokerto Barat.

Penanda ikonik menyambut. Patung maskot Bawor dengan tulisan di bawahnya "mayuh embret".

Patung Bawor di ujung barat pagar Pasar Manis. (Dok. Ria Agustina)
Patung Bawor di ujung barat pagar Pasar Manis. (Dok. Ria Agustina)

Bawor menjadi ikon dari Kabupaten Banyumas. Karakter cerminan yang dibawanya adalah: apa adanya, jujur, cablak dan riang memeriahkan suasana. Tulisan mayuh embret dalam bahasa ngapak artinya "ayo bekerja". Ajakan ini mengandung makna seruan untuk berkarya mencari pahal atau pendapatan.

Sudah mendekati waktu tengah hari siang saat saya berada di sana. Suasana pasar sudah mulai sepi. Beberapa los sudah tutup, terutama yang menjual sembako dan aneka bahan mentah kering di lantai 2.

Los di lantai 2. (Dok. Ria Agustina)
Los di lantai 2. (Dok. Ria Agustina)

Kuliner di Pasar Manis

Aktifitas kuliner di pasar ini tidak hanya pada pagi hingga siang hari saja. Bila area kuliner pagi hari berada di dalam gedung, pada malam hari deretan lapak berlampu terang bisa ditemui di pelatarannya (luar gedung).

Kuliner pagi hingga siang hari di dalam Pasar Manis. (Dok. Ria Agustina)
Kuliner pagi hingga siang hari di dalam Pasar Manis. (Dok. Ria Agustina)

Kuliner malam hari di pelataran Pasar Manis. (Dok. IG pasarmanispurwokerto)
Kuliner malam hari di pelataran Pasar Manis. (Dok. IG pasarmanispurwokerto)

Sebelum revitalisasi, para pedagang kuliner malam berjualan di trotoar-trotoar, menyebar di sekitaran pasar. Setelah pasar selesai direvitalisasi, mereka difasilitasi untuk menempati area pelataran dan menghidupkan aktifitas kuliner pasar pada malam hari.

Bila sekali waktu Anda sempat berkunjung ke kota Purwokerto, Pasar Manis dan wisata kulinernya siap menanti. Mendoan, sroto, kupat tahu, dawet ayu, dan semua pilihan menu kuliner yang nylekamin siap membuat Anda merasa kangen dan ingin kembali lagi.

Terima kasih.

Salam sehat berbelanja dan berkuliner di pasar tradisional.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun