Dalam proses pembelajaran bertanam tin, pernah saya mendapat pertanyaan, “Mengapa menanam Tin?”.
Ada tiga hal yang menjadi catatan. Catatan dari pekebun pemula yang sedang belajar menanam tin.
Pertama
Berbagai sumber menginformasikan bahwa Tin atau Fig atau Ficus Carica memiliki banyak manfaat untuk kesehatan tubuh manusia. Nutrisi, serat, vitamin dan mineral terkandung di dalamnya. Tin bisa dikonsumsi buah maupun daunnya.
Tekstur buah tin lembut dengan rasa manis dan warna buah yang bervariasi. Ketika matang, buah bisa langsung dimakan atau dikeringkan. Di antara manfaat dari mengonsumsinya: menyehatkan kulit, melancarkan pencernaan, mengurangi gejala anemia, menyehatkan jantung, meningkatkan fungsi otak, menjaga kesehatan tulang.
Sementara daunnya bisa dinikmati sari seduhannya. Baik daun segar maupun yang sudah dikeringkan. Menjadi Teh Daun Tin. Di antara manfaatnya: meningkatkan metabolisme dan imun, menstabilkan kolesterol, tekanan dan kadar gula darah.
Kedua
Perawatan dan perbanyakan tanaman relatif mudah. Panennya pun cepat. Panen pertama bisa ditemui sekitar 1-1,5 tahun setelah tanam, atau bisa lebih cepat. Tergantung varian dan keadaan tumbuhnya.
Belajar Tanam Tin
Awal saya tahu bahwa tanaman tin bisa tumbuh di Indonesia adalah saat ayah mendapat oleh-oleh dari kakak sepupunya (saya panggil dengan sebutan pakde). Berupa satu bibit tanaman tin varian green yordan. Tingginya kurang lebih 40 cm. Bibit itu kemudian ditanam di pot di halaman tempat tinggal kami di Jawa Tengah.
Beberapa sumber menyebutkan negara asal tin adalah negara-negara Timur Tengah di benua Asia seperti: Saudi Arabia, Yordania, Palestina, dan sekitarnya. Dalam perjalanan saya belajar tanam tin, jadi tahu bahwa ada juga varian tin yang berasal dari benua Afrika dan Eropa.
Di negara asalnya, tanaman tin tumbuh dengan subur dan berbuah lebat. Pernah saya bertanya-tanya, apakah tin bisa tumbuh subur di negara Indonesia?
Ternyata bisa. Sebagian tin lebih menyukai panas yang ekstrim ketimbang suhu yang rendah. Sehingga Indonesia yang beriklim tropis dan bisa mendapatkan sinar matahari maksimal, sesuai sebagai tempat tumbuh tanaman tin.
Tips Memilih Varian Tin untuk Ditanam
Menurut Wikipedia, ada lebih dari 850 jenis Ficus. Tapi yang dipilih untuk ditanam biasanya adalah varian-varian yang sudah beradaptasi dengan cuaca Indonesia. Di antaranya: green yordan, purple yordan, brown turkey, red palestine dan iraqi.
Cara Memperbanyak Tanaman Tin
Banyak pekebun menggunakan metode cangkok dan metode stek untuk memperbanyak tanaman tin. Saat ini metode stek menjadi pilihan saya dalam belajar memperbanyak tanaman tin. Varian green yordan pemberian pakde, setelah usia dewasa dan sudah sering dipanen, batang tuanya saya coba pangkas (panjang 30 cm, jadikan stek batang) lalu saya tanam. Selain green yordan, ada varian lain. Varian lain itu dulunya saya dapatkan batang steknya dari pasar online dengan harga antara Rp3.000,- hingga Rp7.000 per batang.
Alhamdulillah. Menanam dari batang stek relatif mudah dilakukan dan tingkat harapan hidupnya besar. Ketika masa awal kemunculan daun, tanaman tin muda langsung beradaptasi dengan lingkungan dan cuaca. Hal ini menjadikan tin kuat menuju masa dewasanya.
Catatan seputar perawatan:
- Tanaman tin suka berjemur di bawah sinar matahari.
- Tanaman tin suka media yang poros. Akar bisa menyerap nutrisi dari media dengan cepat.
- Media yang digunakan berupa paduan sekam mentah, sekam bakar, cocopeat, tanah subur.
- Penyiraman dan pupuk favorit. Memanfaatkan air cucian beras dan rendaman kulit bawang, yang disiramkan ke tanaman tin. Berkala menambahkan pupuk kandang yang sudah lapuk atau pupuk organik lain.
Penyakit tanaman tin yang pernah saya temui:
- Karat daun
- Tips: menyiram hanya medianya saja. Daun tidak perlu dikenakan air. Pangkas daun yang kena karat supaya tidak menular ke daun lain yang sehat.
- Batang berjamur
- Tips: sikat lembut untuk membuang jamurnya. Semprot anti jamur hanya bila diperlukan. Bongkar media, poroskan. Jemur tanaman di bawah sinar matahari. Kemungkinan jamur timbul karena media terlalu padat, permukaan lembab dan letak tanaman kurang kena sinar matahari.
Aktivitas berkebun sangat menyenangkan. Bisa bertanam tin, merupakan suatu anugerah yang turut mengisi energi sehari-hari.
Dan kembali ke pertanyaan “Mengapa menanam tin?”, yang ketiga ini adalah yang utama.
Ketiga
Buah tin disebut dalam firman Allah SWT, yaitu Al Quran dan menjadi nama surat, yaitu Surat At-Tiin.
Al Quran, Surat At Tiin (95) ayat 1: “Wattiini wazzaituun”
Artinya: Demi (buah) tin dan (buah) zaitun
Dari beberapa tulisan yang saya baca tentang pemaknaan ayat dalam Surat At Tiin, secara garis besar berisikan tentang penciptaan manusia dalam sebaik-baik bentuk fisik untuk kemaslahatannya. Ada saat terbaik manusia yaitu saat berusia muda. Saat kuat dan semangat untuk beramal. Dan jika seorang mukmin pada usia senjanya sulit untuk beramal, maka akan dicatat baginya sebagaimana dahulu (di waktu muda) ia pernah beramal. Amal di waktu mudanya menjadi amal yang terus bergulir.
Dan atas firman-Nya tentang sebaik-baik penciptaan manusia ini, Allah bersumpah, salah satunya menggunakan nama buah tin. Ini menunjukkan betapa sangat istimewa buah tin.
Rasulullah SAW sangat menyukai buah tin dan sering mengonsumsinya. Diriwayatkan oleh Abu Zar r.a bahwa pada suatu hari, Rasulullah SAW mendapat hadiah buah tin. Beliau mengajak sahabat-sahabatnya untuk makan, seraya berkata “Kalau aku perkatakan tentang buah yang diturunkan dari surga, niscaya aku katakan inilah. Karena buah-buahan surga tidak berbiji. Oleh karena itu, makanlah buah ini. Sesungguhnya buah ini menyehatkan badan.”
Terima kasih telah membaca.
Salam tanam tin :)
#belajarnulisbarengPakCah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H