Mohon tunggu...
Ria Agustina
Ria Agustina Mohon Tunggu... Lainnya - Penikmat sayur lodeh dan gereh

Kompasianer pemula 🤗

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Pilah-pilih Agen Pembersih

8 Maret 2024   13:27 Diperbarui: 8 Maret 2024   13:31 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Anna Shvets dari Pexels.com

Setiap hari manusia membersihkan sesuatu. Entah itu piring, pakaian atau dirinya sendiri. Manusia menggunakan produk pembersih untuk menjadikan permukaan atau segala sesuatu itu kembali bersih. Produk pembersihnya sebut saja: sabun cuci piring, sabun cuci pakaian, sabun mandi, sabun wajah, shampoo, pasta gigi. Ya, masih banyak lainnya.

Bagi manusia yang memiliki kondisi kulit sehat dan normal, urusan pilah pilih pembersih merupakan hal yang mudah. Di pasar modern, pasar tradisional bahkan warung terdekat, tersedia banyak pilihan. Aneka merek, warna, aroma, dan harga. Tinggal pilih sesuai selera.

Bagaimana bila kondisi kulit sedang tidak baik-baik saja? Misal: kering atau sensitif. Maka menentukan pembersih yang mana akan digunakan, memerlukan beberapa pertimbangan.

Sedikit catatan dalam perjalanan saya memilih pembersih ketika mengalami kondisi kulit kering dan sensitif beberapa tahun lalu.

Produk pembersih dan agennya

Dalam setiap produk pembersih, terdapat agen. Ya. Agen.

Menyandang jabatan sebagai agen pembersih, atau biasa disebut surfaktan, yang pasti agen ini sangat rajin bekerja.  Memiliki tugas utama "membersihkan", ia akan membersihkan kotoran dan minyak yang dilaluinya. Semuanya. Tak peduli bagaimana keadaan permukaan yang dilaluinya. Ia akan membersihkannya. Selain tugas utama di atas, agen ini memiliki tugas lain, diantaranya: membuat busa dan menurunkan tegangan permukaan.

Alih-alih kepala dan ekor, lebih mudah bagi saya membayangkan bahwa agen ini berbentuk bulat dan memiliki dua tangan. Satu tangan menyukai kotoran dan minyak (hidrofobik), satu tangan lagi menyukai air (hidrofilik).

Bagaimana cara kerja agen ini?

Ketika mencuci piring kotor, misalnya. Satu tangan si agen akan sibuk mengikat kotoran (tangan hidrofobik). Dan satu tangannya lagi, sibuk mengikat air (tangan hidrofilik). Dengan bantuan gelontoran air, tangan hidrofilik ini akan membawa serta- menghanyutkan badan agen. Sekalian beserta kotoran-kotoran tadi (yang telah berikatan dengan tangan hidrofobik). Efeknya? Permukaan piring menjadi bersih.

Pada bungkus produk, misalnya sabun dan shampoo, tertera bahan penyusun produk tersebut. Bisa ditemui pada bagian belakang atau samping. Saya mencoba menelusur dan mengenali siapa saja agen-agen yang rajin ini.

  • SLS (sodium lauryl sulfate) / SLES (sodium laureth sulfate)

SLS dan SLES sangat mudah ditemui sebagai bahan penyusun pada produk-produk yang tersedia luas. Produk yang bisa ditemukan di pasar-pasar yang menyediakan aneka produk pembersih. Digunakan oleh produsen besar dalam skala pabrikan pada banyak produknya. Ciri khas dari agen ini dalam fungsinya sebagai pembersih adalah efek rasa kesat bersih setelah penggunaan produknya. Ciri lain adalah busa yang melimpah. Produk yang memiliki kandungan SLS/SLES sebagai agennya, memiliki harga yang relatif terjangkau oleh konsumen pada umumnya.

Dalam kemampuan membersihkan, agen ini bersifat keras. Bila permukaan yang dibersihkan adalah piring tadi, ya itu bagus. Makin bersih makin bagus. Tapi bila permukaan yg menjadi tempat aplikasi adalah kulit manusia, maka selain mengangkat kotoran/minyak yang menempel, agen tadi bisa mengangkat juga sebum alami atau lapisan minyak alami yang dimiliki oleh kulit. Kulit menjadi hilang kelembaban alaminya. Menjadi kering. 

Baru kemudian saya tau, ternyata agen ini tidak bisa membedakan mana minyak sebagai kotoran yang perlu dibersihkan dan mana minyak yang merupakan sebum alami yang perlu dijaga.

Nah, kan ada pelembab kulit. Fungsinya kan melembabkan? Pakai saja pelembab setelah membersihkan..

Masalahnya adalah, bila kulit mengalami kondisi tertentu. Misal pada kulit yang sedang bermasalah, kering atau sensitive. Penggunaan pembersih yang mengandung SLS/SLES bisa mengakibatkan efek tertentu, mungkin bisa memperburuk kondisinya. Efek yang dimaksud misalnya: gatal, perih, ruam kemerahan, bengkak, beruntusan, iritasi. Yang pernah saya alami, hal ini tidak serta merta bisa ditolong oleh penggunaan pelembab yang diaplikasikan cepat setelahnya.

Selain berefek keras pada kulit, informasi dari beberapa sumber menyatakan bahwa SLS/SLES berefek juga kepada lingkungan. Di antaranya: tidak mudah terurai, sebagai polutan yang merugikan bagi lingkungan air dan tanah.

  • Cocamidopropyl betaine (CAPB)

CAPB yang dikenal sebagai green surfaktan hadir sebagai agen pilihan berikutnya. Dengan kemampuan yang sama, yaitu membersihkan.

Konsep green ini diusung karena diambil dari bahan alami minyak kelapa. CAPB memiliki kemampuan membersihkan dengan lebih lembut. CAPB lebih ramah kepada kulit, mampu mempertahankan kelembaban alaminya dan tidak menyebabkan iritasi. CAPB lebih aman bila digunakan oleh manusia yang sedang memiliki kulit kering atau sensitif. Kepada lingkungan, dipercaya mudah terurai sehingga tidak bersifat merusak.

Ciri dan efek dari pemakaian produk ini adalah: busa lebih sedikit, rasa bersih tidak kesat. Jadi kulit masih terasa lembab setelahnya.

Beberapa tahun lalu, jumlah produk dengan agen green surfaktan yang tersedia di pasaran dalam negeri masih terbatas. Tapi saat ini, produsen pembersih berskala besar atau pabrikan, mulai menggunakan CAPB sebagai agen green surfaktan. Dengan harga yang dilabel sedikit di atas rata-rata, harga produk ini masih dalam kategori terjangkau bagi masyarakat umum. Produk pun bisa dengan mudah dijumpai di pasar-pasar yang menjual aneka produk pembersih.

Lahirnya para start up dan artisan lokal yang mengusung konsep sama, makin menyemarakkan. Berfokus bukan saja pada green surfaktan tapi juga pada soal natural dan organik. Mereka ikut merespon kebutuhan pasar dengan menyediakan pilihan produk yang jauh lebih ramah bagi kulit. Produk bisa dijumpai di kota-kota besar pada pertokoan, pasar organik dan pasar online. 

Ketidakmudahan dalam mendapatkan beberapa bahan sebagai penyusun produk, mungkin menjadi salah satu penyebab mengapa harga produk dalam negeri yang natural organik ini dilabeli harga spesial. Sehingga perlu menyiapkan dana spesial untuk bisa mendapatkannya.

Pemilihan agen pembersih yang mana, produk merk apa yang akan dipakai tentunya kembali ke selera dan kebutuhan masing-masing individu. Hal-hal yang menjadi pertimbangan diantaranya seperti: apa yang mau dibersihkan, ketersediaan produk pembersih di pasaran, kemudahan mendapatkan, kondisi diri dan lingkungan. Yang juga penting tentunya dana yang tersedia.

Apakah pilihan jatuh pada produk yang mengandung sls/sles sebagai agen pembersih? Atau produk yang agen pembersihnya green dan lebih ramah kulit maupun lingkungan?

Sekian, terima kasih, salam kulit sehat :)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun