Mohon tunggu...
Ria Fitriawati
Ria Fitriawati Mohon Tunggu... -

Mengajar di SMP Negeri 7 Cimahi dan SMP Pasundan 2 Cimahi Anggota Komunitas Pegiat Literasi Jawa Barat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Problem Posing Education

1 Mei 2017   13:43 Diperbarui: 1 Mei 2017   13:51 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Adalah suatu metode berbasis masalah, yang  dapat kita terapkan kepada peserta didik. Dengan cara memberikan masalah, dalam hal ini guru beserta peserta didik bersama-sama memecahkan masalah, mencari jalan keluar, bertanggung jawab dan saling berbagi mengajarkan dan belajar.

Kelebihan dari metode ini peserta didik akan menyadari kekurangannya. Pelaksanaan pendidikan dengan cara berdialog inilah akan membangkitkan kesadaran kritis peserta didik. Mereka akan menyadari ketidak mampuannya, dan menyadari akan perkembangan yang terus menerus maju.

 Tujuan dari proses pembelajaran ini adalah humanisasi (Desmita, 2000). Melalui proses ini diharapkan bisa menghadirkan peserta didik yang tangguh, mempunyai kesadaran diri, peka dan kritis akan lingkungan sekitar (sosial budaya).  Karena didalam lingkungan, mereka akan belajar melalui interaksi dengan orang lain tentang cara berpikir, merasakan, dan bertindak. Jelas semua ini membutuhkan suatu  pemikiran yang kritis. Karena sosialisasi merupakan proses yang terus menerus terjadi. Pemahaman dan memahami lingkungan, belajar berinteraksi dengan lingkungan mereka merupakan pengamalan dari learning to live together.

  Jika peserta didik paham dan sadar akan lingkungan sekitar, hal ini merupakan bekal mereka dalam menghadapi tantangan kehidupan dimasa yang akan datang. Dengan berpikir kritis dapat mengurangi beban mereka, karena peserta didik sudah terbiasa dan trampil memecahkan berbagai masalah untuk memperoleh konsep atau pengetahuan yang esensial.  Tapi sebaliknya, tampa adanya sikap yang kritis, maka mereka akan terjebak dalam suatu kondisi yang akan membuat mereka stress, karena tidak terbiasa untuk memecahkan permasalahanya sendiri.      

Reformasi pendidikan yang sedang diupayakan kini, tidak akan berarti jika sikap kritis diri tidak termuat didalamnya. Tampa landasan sikiap kritis diri, reformasi pendidikan hanya sebatas  retorika. (Baskoro Poedjinoegroho E. 2001)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun