Mohon tunggu...
Ria Kusumawati
Ria Kusumawati Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pertumbuhan Ekonomi Kreatif di NTB Mendongkrak Kesejahteraan Masyarakat

23 November 2017   10:22 Diperbarui: 23 November 2017   10:34 618
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dikutip dari NTB times

Namun dengan berbagai kendala yang ada, sampai saat ini masih belum mampu diekplorasi secara maksimal oleh masyarakat. Pola pikir masyarakat yang lebih mudah menjual sumber daya alam yang ada mentah-mentah juga menjadi salah satu kendala perkembangan ekonomi kreatif yang ada di NTB. 

Karena dengan adanya ekonomi kreatif maka nilai jual dari komoditi-komoditi tersebut akan jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan nilai yang diperoleh dengan hanya menjualnya tanpa olahan dan kemasan yang lebih tahan lama serta menarik bagi konsumen.

Output Sensus Ekonomi 2016 yang lalu juga dapat dimanfaatkan untuk melihat beberapa perkembangan ekonomi kreatif di NTB. Antara lain adalah peta potensi ekonomi kreatif menurut subsektor kategori usaha dan pelaku usaha, menjadi benchmarkindicator ekonomi (PDB, PDRB, Tenaga kerja, eskpor, dll), bagaimana daya saing usaha bidang ekonomi kreatif dan potensi serta prospek usaha bidang ekonomi kreatif. Sampai saat ini baru ada 16 subsektor ekraf yang dikembangkan, yaitu arsitektur, desain komunikasi visual, desain produk, film, animasi dan video, fotografi, kriya, kuliner, music, fashion, aplikasi dan game developer, penerbitan, periklanan, televise dan radio, seni pertunjukkan dan seni rupa.

Ada beberapa hal menarik lainnya dapat kita jumpai dari hasil sensus ekonomi terkait dengan ekonomi kreatif. Pertama bahwa ternyata pengusaha ekonomi kreatif yang ada di NTB didominasi oleh kaum hawa.  Lebih dari separuh atau tepatnya 71, 29 persen pengusaha ekonomi kreatif di NTB ini ternyata perempuan. Hal ini tentu terkait dengan usaha ekonomi kreatif di NTB yang kebanyakn berhubungan dengan kaum hawa, seperti kuliner, fashion dan kriya.

Fenomena lain yang ada di NTB adalah para pengusaha ekraf belum memanfaatkan internet secara maksimal dalam mengembangkan usahanya. Bayangkan saja hanya 3,47 persen usaha dari seluruh usaha ekonomi kreatif yang ada di NTB yang menggunakan media internet. 

Padahal di era digital seperti sekarang ini, semua ilmu dapat diperoleh melalui internet. Mulai dari ide usaha, desain model, sampai dengan tutorial-tutorial  bagaimana pemasaran produk yang lebih menarik bagi konsumen.

Sayang sekali bahwa para pengusaha ekonomi kreatif yang ada di NTB khusunya masih jauh dari sentuhan era digital. Pemanfaatan media internet ini kebanyakan dikonsumsi oleh para pengusaha yang  bergerak di sektor desain komunikasi, periklanan, desain interior, desain produk dan sejenisnya. 

Namun tidak banyak pengusaha khususnya di sektor kriya dan kuliner yang sudah memanfaatkan kecanggihan dari media internet ini. Mudah-mudahan ke depannya, para pengusaha ekonomi kreatif yang ada di NTB semakin melek internet karena ekonomi  kreatif sendiri adalah perwujudan nilai tambah daris suatu kekayaan intelektual yang lahir dari kreativitas manusia yang berbasis ilmu pengetahuan, warisan budaya, dan teknologi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun