Mohon tunggu...
ria buchari
ria buchari Mohon Tunggu... Freelancer - freelancer

perempuan biasa yang suka masak dan belajar nulis belajar dan belajar terus..

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Bebaskan Dirimu dari Candu Rokok

31 Mei 2016   06:08 Diperbarui: 31 Mei 2016   08:01 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kegiatan anak muda menjadi target industri rokok (dok.pribadi)

Sampai detik ini entah alasan apa yang membuat orang tidak bisa berpindah ke lain hati dari rokok, sebegitu dasyatnyakah rokok mencengkram hati seseorang. Gak usah jauh-jauh, almarhum bapak saya adalah termasuk pecandu rokok, diluar karena sudah takdir, kepergian almarhum bapak saya karena peran besar sang rokok dalam kehidupan dan pola hidup bapak saya. Kadang karena hobbynya merokok itulah yang kadang membuat perdebatan saya dengan almarhum bapak saya.

Kenapa saya kurang respek dengan perokok aktif, atau orang yang merokok, karena saya sudah kena imbasnya dari rokok itu, saya menghabiskan waktu saya selama satu bulan lebih mengurus bapak saya dirumah sakit yang terkena komplikasi jantung dan paru-paru karena hobbynya menyedot sebatang rokok.

Semasa hidupnya, almarhum bapak saya lebih banyak mengeyelnya daripada menuruti pesan saya agar berhenti dari hobbynya mengisap rokok. Teringat percakapan masa kedekatan saya ketika berada di ruang tv dengan almarhum bapak saya:

“Pak, sudah donk jangan merokok lagi. Kalau hatinya sedang senang, bapak saya dengan senang hati mematikan puntung rokoknya dan menuruti perkataan anak bungsu kesayangannya ini, tapi ada moment dikala beliau tidak suka diganggu keasyikannya dengaan rokok.

“Pak matiin donk rokoknya, kalau gak ngerokoknya diluar yah!

Dengan cueknya bapak saya menjawab

“Dari kamu belum lahir juga bapak sudah merokok!”

Kalau sudah seperti itu, terpaksa saya deh yang melipir dari ruang tv.

Dan mengingat orang yang kecanduan rokok bukan hanya almarhum bapak saya, teman saya dikantor pun ada yang punya hobby merokok lebih parah dari bapak saya. Rekan kerja saya ini lebih senior dari saya, dan selama saya kerja selama delapan tahun gak pernah saya melihat rekan kerja saya itu menyantap makanan nasi dan lauk pauk, sehari-hari hanya makan gorengan, kopi ditemani rokok. Sungguh pola hidup yang cukup miris buat saya.

Maka dari itu saya seneng banget ketika pada hari Kamis (19/05/2016), saya bersama rekan blogger dan media lainnya mendapat kesempatan hadir kantor Dirjen P2P dikawasan Salemba untuk program sosialisasi kepada masyarakat tentang Peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia (HTTS) yang jatuh pada hari ini tanggal 31 Mei 2016.

Dr. Theresia Sandra mengatakan, pada tahun 1995 anak laki-laki usia 15 – 19 tahun 13% atau satu diantara sepuluhnya sudah merokok, lalu pada tahun 2010 – 2013 meningkat menjadi 30% satu dari tiga anak adalah perokok, tentunya hal ini sangat menyedihkan. Usia dibawah 9 tahun 2 – 4 % atau satu dari sepuluh anak sudah merokok, contohnya pada Adi Susanto di Malang dan Aldi di Banyu Asin. Anak-anak usia 10 – 14 tahun yang masih duduk di sekolah dasar 18% sudah merokok, padahal barier pembuluh darah diotak belum terbentuk terlalu baik pada anak-anak ini yang berimbas bisa menjadi adiksi hampir 90% kecanduannya lebih berat. Ada orang tua yang menilai dan mengganggap lucu ketika melihat anaknya yang masih kecil merokok tanpa mereka sadari bahwa tindakan itu meracuni anak mereka, mau jadi apa mereka nanti ketika masih usia dini sudah jadi perokok.

Contoh kasus perokok anak (dok.pribadi)
Contoh kasus perokok anak (dok.pribadi)
“Apakah kita membenarkan yang biasa atau kita membiasakan yang benar.”  Jargon mengelitik dari Kementrian Kesehatan.

Survey dari Litbang 89,3% anak remaja melihat iklan rokok dari billboard, tetapi Alhamdulillah semua billboard tentang rokok di Jakarta sudah diturunkan, kita berharap anak Jakarta lebih dulu bisa berhenti untuk tidak merokok. Ketika beberapa hari lalu saya berkunjung ke kota Bandung, masih banyak bertebaran iklan rokok disebagian jalan.

Generasi muda yang terpapar tergoda untuk menjadi perokok:

1).  7,6 % melihat dari iklan.

2).  11,3 % punya barang dari produksi rokok, dari promosi-promosi yang dilakukan oleh produsen rokok.

3).  7,7 % pernah menerima rokok secara gratis, hal ini menyebabkan otomatis mereka ingin mencoba, dan ada istilah “banci” kalau tidak merokok, atau takut tidak dianggap jadi bagian dari komunitas teman-temannya bila tidak ikutan merokok.

Untuk memperingati Hari Tanpa Tembakau Sedunia pada tanggal 31 Mei 2016, dengan tagar Suarakan Kebenaran, kita berikan informasi yang benar tentang bahaya merokok melalui edukasi, sosialisasi, peringatan bergambar yang dibuat front model yang baik dan benar, dengan mengunggah hal-hal baik tanpa rokok, ciptakan kawasan tanpa rokok, karena merokok itu tidak baik, dengan begitu berharap mereka tidak merokok.

“Jangan bunuh dirimu dengan candu rokok.”

Iklan rokok selalu memberi image bahwa merokok itu bisa bikin laki-laki jadi macho, seorang pekerja yang baik, memiliki keluarga yang bahagia, apakah itu suatu kebenaran?

Kegiatan anak muda menjadi target industri rokok (dok.pribadi)
Kegiatan anak muda menjadi target industri rokok (dok.pribadi)
Angka kematian dan gangguan kesehatan akibat dari merokok cukup besar, penyakit yang bisa terjadi akibat merokok contohnya penyakit kanker paru, penyakit tenggorokan dan mulut yang penyebab 90% nya dari rokok. Contohnya dari Robby almarhum yang meninggal diusia 27 tahun, ia mulai merokok diusia 10 – 14 tahun, keluarganya banyak mengeluarkan biaya hingga seharga satu rumah dan satu mobil untuk biaya pengobatannya, tetapi itu juga tidak menyelamatkan nyawanya. Merokok bisa menyebabkan kecanduan, dan rokok bisa jadi pintu masuk kegiatan-kegiatan negative lainnya, termasuk narkoba. Kadar nikotin pada rokok sangat tinggi.

Mari kita canangkan pesan pendukung dari Kemenkes:

  • Tolak jadi target.
  • Asapmu membunuh impianku.
  • Lindungi anak dan remaja dari sasaran promosi rokok, pesan untuk para orang tua jangan pernah menyuruh anaknya membelikan rokok karena itu sama saja mengajari anak sejak dini untuk merokok. Jauhkan akses anak untuk mendapatkan rokok.
  • Lindungi masyarakat dari dampak asap rokok, terutama perempuan dan anak-anak.
  • Lindungi ibu hamil dan bayi dari bahaya asap rokok.
  • Tidak ada keluargaku yang merokok.

“Selamatkan generasi muda kita dari bahaya rokok.

Tujuan dari memperingati Hari Tanpa Tembakau adalah:

  • Untuk meningkatkan pengetahuan dan motivasi ke seluruh masyarakat luas.
  • Untuk meningkatkan advokasi kepada kepala daerah.
  • Untuk meningkatkan kesadaran anak remaja dalam bahaya rokok.
  • Bagaimana peran guru dna siswa dalam menangulangi bahaya rokok pada pemula.
  • Tingkatkan plementasi kawasan bebas rokok.

KENDARAAN BARU INDUSTRI ROKOK

Mba Tyas dari Smoke Free Agent memberikan pemaparan hasil investigasi dari berbagai sumber tentang maraknya iklan rokok yang gencar dilakukan para produsen industry rokok dalam memasarkan produknya, memonitoring acara-acara music sponsor rokok dan event-event music bersponsor rokok.

Mba Tyas, Representatif Indonesia Smoke-Free Agent (dok. pribadi)
Mba Tyas, Representatif Indonesia Smoke-Free Agent (dok. pribadi)
Para produsen rokok ini rela mengelontorkan dana hingga trilyunan rupiah demi produknya yang mematikan dan adiktif. Anak-anak muda jadi target industry rokok untuk jadi pelanggan baru.

Generasi muda kita terpengaruh:

  • 80% terpapar iklan di luar area.
  • 7,6 % melalui majalah atau koran.
  • 81 % remaja mengikuti kegiatan yang disponsori rokok.
  • (Misalnya kegiatan musik, olahraga, beasiswa dan keagamaan).
  • Para remaja ini jadi target perokok pengganti dari perokok yang sudah meninggal.

Selain itu para produsen rokok juga gencar melakukan promosi melalui internet terutama media sosial, karena para generasi muda 72% aktif di internet dan 99% aktif di media sosial. Selain itu juga kehadiran para Sales Promotion Girl (SPG) dikawasan event sebuah acara remaja turut andil besar dengan memberikan gimmick hadiah untuk menarik orang untuk membeli rokok. Diperbolehkannya anak-anak mengunjungi event yang disponsori rokok juga memberikan imbas besar pada anak untuk mengenal rokok lebih dini.

Mari tugas kita bersama untuk memberikan edukasi sejak dini terutama di keluarga terdekat dulu tentang bahaya rokok, mari kita sayangi dan lindungi keluarga kita agar terbebas dari asap rokok.

Pada Hari Tanpa Tembakau Sedunia hari ini mari luangkan sejenak, paling tidak satu hari ini untuk para perokok berat untuk tidak merokok, agar dapat memberikan udara segar pada paru-paru anda.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun