Masa muda adalah masa emas, masa dimana kita dapat menemukan jati diri dengan berinteraksi dan bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. Tidak menutup kemungkinan jika dengan berinteraksi dan bersosialisasi akan muncul berbagai polemik yang berhubungan dengan waktu dan kegiatan sehari-hari.
Memasuki usia remaja tak heran kita sebagai seorang siswa akan dihadapkan dengan berbagai macam kegiatan, yang tentunya akan menyita dan menghabiskan banyak waktu. Mengatur waktu yang konsisten akan menumbuhkan rasa percaya diri dan membangun motivasi.
Fase usia remaja adalah 12-21 tahun, adalah fase dimana seseorang mulai menapak dan melangkah dalam menentukan jati diri. Jati diri dapat kita peroleh dari lingkungan sekitar kita. Lingkungan sekitar kita adalah di rumah dan di sekolah. Di rumah kita berinteraksi dengan keluarga dan di sekolah kita berinteraksi dengan guru serta teman. Guru dan teman juga punya karakter berbeda dalam berinteraksi.
Dalam berinteraksi sosial baik di rumah maupun di sekolah, kita akan menemukan berbagai macam hal baru, hal baru tersebut yang nantinya akan membantu kita dalam menghadapi tantangan hidup. Karena sejatinya hidup hanya butuh kejernihan kita dalam berpikir. Tidak perlu api untuk membakar motivasi, tidak perlu ego dalam memproses diri, yang kita butuhkan hanya waktu untuk mengatur diri.
Time is Money adalah motto dari orang-orang kapitalis. Konsep yang kita yakini sebagai siswa yang mengedepankan motivasi sebagai moto diri adalah Time is motivation mengapa demikian karena dengan kita bisa mengatur waktu dengan benar maka kita akan mendapatkan value disiplin dalam menata kegiatan sehari -hari yang berimbas pada motivasi diri. Motivasi dapat terbentuk jika kita melihat harapan pada masa depan. Melakukan hal positif dapat memotivasi diri untuk proses pengembangan kepribadian.
Bagaimana memotivasi diri dalam mengatur waktu bagi pelajar? Yang pertama kita harus konsisten. Mengapa konsisten? karena dengan konsisten kita dapat membentuk karakter gigih dalam bertindak dan mengambil keputusan. Konsisten sangat diperlukan sebab banyak faktor yang dapat melebur keinginan kita dalam membentuk motivasi diri. Konsisten adalah tidak berubah atau tetap. Tetap dalam perjanjian yang sudah kita terapkan dalam diri kita.
Yang kedua, konsisten juga perlu faktor pendukung, yaitu komitmen. Komitmen kita bentuk setelah konsisten dalam perjanjian diri yang kita buat. Dengan komitmen kita dapat membentuk karakter optimis dalam membentuk diri agar lebih baik. Komitmen diperlukan dalam banyak hal termasuk mengatur waktu dalam kegiatan sehari-hari. Waktu yang terbuang sia - sia akan berdampak pada perkembangan diri khususnya peningkatan prestasi.
Ketiga setelah mengatur komitmen, langkah yang harus kita lakukan adalah optimis. Apa itu optimis? Optimis adalah harapan pada tiap individu bahwa segala sesuatu akan berjalan dengan kebaikan. Sikap optimis seseorang akan membentuk pribadi kuat dan selalu berfikiran positif. Manusia dengan fikiran positif akan berdampak pada peningkatan kualitas berfikir dan bersosialisasi, serta dapat menambah pertemanan, lebih percaya diri juga meningkatkan motivasi dalam prestasi.
Keempat adalah rasa percaya diri. Dengan rasa percaya diri, kita sebagai siswa mampu mendongkrak rasa pesimis, takut, dan menjadi pribadi introvert yang sulit bergaul dengan lingkungan sosial. Dengan rasa percaya diri yang tinggi akan membuka hati kita dalam meningkatkan prestasi dan pemgembangan diri. Membangun rasa percaya diri sangat mudah yaitu dengan membuka diri untuk berteman dengan siapapun yang berdampak positif dalam penhembangan diri.
Yang kelima adalah mengatur waktu sebaik mungkin. Terkadang kita sebagai siswa tidak mampu mengontrol atau menggunakan waktu luang dengan baik. Ketika kita asyik dengan ponsel maka waktu yang ada akan terbuang sia - sia, maka dari itu kita harus menggunakan waktu sebaik mungkin. Time Control Manage, kita perlu mengontrol dalam mengatur waktu agar semua tugas kita dapat terarah. Dengan membuat List Schedule work dalam keseharian. Kita bisa menempelnya di tempat yang bisa terbaca oleh kita, contohnya di kaca cermin atau di pintu atau di dinding, yang penting dapat terbaca oleh kita.
Dalam peningkatan prestasi akademik maupun non akademik, sebagai pelajar harus mampu bersaing dengan sebaik mungkin. Ada banyak teman kita yang punya banyak bakat dan kemampuan tetapi tidak bisa tersalurkan karena berbagai faktor. Faktor intern dan faktor ekstern, faktor intern berasal dari siswa itu sendiri misalnya kemauan atau motivasi diri dan kemampuan untuk pengembangan diri. Faktor ekstern berasal dari lingkungan siswa seperti dukungan orang tua, guru dan circle pertemanan serta yang paling banyak adalah  faktor ekonomi. Banyak sekali teman- teman kita yang deadlock dalam pengembangan bakat dikarenakan faktor ekonomi dan circle pertemanan.
Mengejar prestasi dan harapan menjadi luar biasa ketika kita mampu secara fisik dan emosional serta keseriusan dalam meraihnya. Tidak ada yang tidak mungkin ketika kita ingin meraihnya. Tentulah dengan keseriusan dan optimis dalam pengembangan diri. Prestasi dapat kita bentuk dari dua hal yaitu berusaha dan tentunya juga berdoa. Dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Jika kita menemukan kegagalan jangan pesimis karena kegagalan adalah awal dari kesuksesan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H