“Aku adalah generasi eyang Pramoedya yang tak ingin menua tanpa bercerita. Kukisahkan saja catatan perjalanan ini agar aku kekal dalam tulisan dan kenangan”.
YKAKI) yang berada di Yogyakarta. Kami berkolaborasi dalam rangka melaksanakan salah satu program kerja kami dari divisi sosial masyarakat. Selama empat minggu berturut-turut kami melaksanakan program kerja ini. Saat pertama kali kami datang ke yayasan ini, kami sangat bahagia karena sambutan yang hangat dari tim yayasan YKAKI. Disini kami juga sangat takjub dengan adik-adik yang bersemangat untuk ikut belajar dan bermain bersama kakak-kakak relawan.
Beberapa waktu yang lalu, komunitas kami berkesempatan untuk berkolaborasi dengan Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia (Pada minggu pertama kami datang, ada sekitar 12 orang adik-adik yang ikut bermain. Rentang usia mereka berkisar antara 3 hingga 16 tahun. Mereka berasal dari berbagai daerah di Indonesia antara lain dari Madiun, Pacitan, Kebumen, Kalimantan dan berbagai daerah lainnya. Aku sangat takjub, meskipun dari mereka ada yang baru saja pulang kemoterapi, dan tangannya masih mengenakan perban tapi adik tersebut masih menyempatkan untuk bermain dan bergembira bersama kami. Pada awal pertemuan ini kami berusaha untuk belajar berinteraksi secara normal dengan adik-adik disini. Kami tidak boleh memperlihatkan wajah sedih agar adik-adik disini juga bisa nyaman dan luwes bermain dengan kami. Diminggu pertama ini kami belajar untuk membuat herbarium dan mewarnai bersama.
Diminggu kedua kami menonton film bersama, adik-adik disini sangat antusias menonton film kartun yang telah kami siapkan. Mereka juga ikut tertawa terbahak-bahak menikmati kelucuan dari film kartun tersebut. Ketika film berakhir mereka bahkan meminta film lain untuk diputarkan kembali.
Diminggu ketiga kami mengagendakan untuk merangkai gelang bersama anak-anak. Kami telah menyiapkan manik-manik untuk dirangkai bersama. Disini terlihat atusias anak-anak untuk membuat gelang, cincin, dan kalung. Mereka merangkai berbagai aksesoris tersebut berdasarkan selera dan kreativitas mereka. Kami memberi kebebasan pada adik-adik untuk berkreasi.
Bahagia sekali bisa bergabung dan berbagi dengan adik-adik disini, tapi disatu sisi kami juga sedih karena ini adalah minggu terakhir kami berada disini. Selama empat minggu disini kami sungguh takjub dengan adik-adik disini, mereka tidak pernah mengeluh sedikitpun tentang keadaan yang mereka alami. Hanya raut gembira yang mereka persembahkan kepada kami.
Diminggu terakhir kami bersenang-senang dengan adik-adik disini. Kami bermain game dan membagikan hadiah untuk adik-adik.Terimakasih adik-adik telah mengajarkan kami tentang banyak ilmu kehidupan, tentang makna iklas dibalik sayup-sayup doa. Sungguh kalian adalah malaikat-malaikat kecil kiriman dari tuhan yang membuat kami benar-benar belajar tentang syukur. Kalian adalah ciptaan Tuhan yang sempurna, karena Tuhan maha sempurna. Kalian adalah para malaikat kecil yang sedang mampir ke dunia dan memberi kesempatan bagi kita untuk berbagi kasih dan banyak belajar tentang arti kehidupan. Semoga lekas membaik adik-adik dan teruslah bergembira, karena hati yang gembira adalah obat. Maafkan jika ada cara berbicara (tutur kata) atau cara kami melihat yang membuat adik-adik tidak nyaman. Kami tunggu adik-adik tumbuh besar dan bisa turut membangun negeri ini kedepannya. Sampai jumpa dikesempatan berikutnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H