Dari aku yang kala itu belum hadir, namun hari ini ikut memperingati.Â
Gaduh negeriku tak henti-henti
Karena tahun lalu ada penghinaan ayat suci
Membuat bangsaku hampir tak saling bertali
Dan pasti pahlawanku berduka melihat ini
Karena mereka dulu rela mati demi persatuan negeri
      Gaduh negeriku tak henti-henti
      Karena tahun ini terjadi pembakaran bendera nabi
      Membuat bangsaku hampir disintegrasi
      Sebenarnya NKRI dan merah putih itu ketetapan pasti
      Namun rasa saling menghargai saat ini terasa mati
      Dan pasti pahlawanku bersedih melihat ini
      Karena mereka dulu rela bercucuran darah demi lambang ibu pertiwi
Gaduh negeriku tak henti-henti
Karena kini melimpah jamur korupsi
Kekayaan pribadi seperti harus jadi harga mati
Padahal banyak rakyat kekurangan sesuap nasi
Pahlawanku pasti pilu melihat ini
Karena mereka dulu rela tak makan saat grilya demi keutuhan nusantara ini
      Gaduh negeriku tak henti-henti
      Karena banyaknya provokasi
      dan daerah yang ingin berlepasan dari bagian negeri
      Pahlawanku pasti terisak lara melihat ini
      Karena dulu mereka rela bersatu dengan tanah demi kesatuan Indonesiaku ini
Bangsaku, kini dengan teguran dan bencana dari tuhan
Seharusnya kita bersatu kembali, berpelukan erat kembali
Menghidupkan kembali rasa saling simpati, empati, menghormati dan menghargai
Sehingga perjuangan pahlawan dahulu demi negeri ini lebih berarti.
                                                                                                                 Jogjakarta, 10 November 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H