Mohon tunggu...
Ria Salma
Ria Salma Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya Ria Salma Mahasiswa S1 jurusan Tadris IPA di Institut Agama Islam Negri Kudus. Saya berasal dari Kota Purwodadi dan saya memiliki minay dibidang videografi dan fotografi

Selanjutnya

Tutup

Nature

Kucing Calico

5 Desember 2024   09:48 Diperbarui: 5 Desember 2024   10:10 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kucing merupakan hewan yang sangat menguntungkan yang dapat di
kembangbiak kan untuk berbagai keperluan dan dapat membawa kebahagiaan
bagi manusia. Kucing memiliki daya tarik tersendiri karena bentuk tubuh, mata
dan warna bulu yang berbeda. Kucing domestik dikenal dengan nama ilmiah Felis
catus atau Felis domesticus. Kucing juga salah satu hewan yang sangat digemari
oleh khalayak umum, baik itu kucing domestik, kucing lokal, maupun kucing ras
yang umumnya sangat populer akibat beberapa ciri khasnya yang unik.
Salah satu kucing ras yang paling banyak digemari adalah kucing persia.
Hal ini disebabkan karena kucing persia memiliki perawakan yang lucu dan
menggemaskan. Kucing ini juga memiliki ciri khas yang menambah daya tariknya
untuk dipelihara, yakni berupa rambut panjang dengan tekstur bulu halus yang
tebal, padat serta ukuran badan yang bulat, besar dan pendek. Selain itu, adapun
jenis kucing (Felis catus) ras persia calico yang dikenal dengan kucing belang
telon. Disebut belang telon, belang (campur) telon (tiga) yang artinya kucing ini
memiliki 3 warna yang berbeda. Kucing belang telon umumnya hanya ditemukan
betina, dan sangat jarang ditemukan pada jantan.
Kucing belang telon atau disebut calico ini memiliki kombinasi 3 warna
yang berbeda, umumnya adalah jingga/orange, hitam dan putih, namun ada juga
kombinasi warna krem, abu-abu dan putih. Kombinasi 3 warna yang berbeda ini
memiliki pola yang tegas/jelas terpisah antar warna ataupun perpaduan warna
yang bercampur (dilute calico). Pola warna ini semacam sidik jari untuk calico,
sehingga tidak ada kucing calico yang memiliki pola yang sama. Calico bukanlah
ras kucing melainkan hanya kondisi warna yang dipengaruhi oleh genetik.
Kucing calico diakui sebagai kucing langka yang umumnya hanya
ditemukan betina dan sangat jarang ditemukan pada jantan, karena berkaitan
dengan kelainan genetikanya. Keanehan kucing calico ini pertama kali diteliti
pada tahun 1940 oleh seorang ilmuan Murray Bar bersama muridnya E.G.
Beertam yang menemukan sebuah bentukan/massa berwarna hitam berbentuk
batang di dalam inti sel saraf kucing betina, yang tidak ditemukan di jantan yang
disebut dengan Barr Bodies. Pada tahun 1959, seorang ilmuan asal Jepang
menyatakan bahwa Barr Bodies tersebut adalah kromosom X. Pada kucing,
penentu warna bulu adalah kromosom X, sehingga kucing dengan dua kromosom
X akan mempresentasikan 3 warna calico (XXY).
Seharusnya kromoson untuk kucing jantan adalah XY, yang mana kucing
jantan calico dengan kromosom XXY ini merupakan cacat genetik (Klinefelter
Syndrom) yang menyebabkan kelainan hormonal, perkembangan organ yang
tidak sempurna (termasuk jantung, paru paru, serta saluran reproduksi), sehingga
dapat berpotensi kucing calico jantan berumur pendek. Perkembangan organ
reproduksi yang tidak sempurna menyebabkan 99,99% kucing jantan yang lahir
adalah infertil/mandul. Kelahiran calico jantan merupakan hal yang sangat langka,
dengan persentase 0,1% atau 1 per 3000 ekor kelahiran kucing berwarna calico.
Karena cacat genetik inilah biasanya secara insting induk akan memakan kitten
calico jantan yang baru lahir.
Di berbagai negara seperti Indonesia, Jepang, dan Amerika kucing calico
memiliki cerita- cerita mitos yang dianggap bahwa memelihara kucing calico
dapat membawa keberuntungan dan mendatangkan hal baik. Memelihara kucing
calico dapat diartikan sebagai orang yang beruntung memiliki kucing yang langka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun