Mohon tunggu...
Ria Fernanda
Ria Fernanda Mohon Tunggu... -

Hidup untuk berbagi

Selanjutnya

Tutup

Politik

Boikot Pilpres 2014, Siapa yang Diuntungkan ?

29 Juni 2014   08:31 Diperbarui: 18 Juni 2015   08:19 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Boikot Pilpres 2014 !!!

Ide gila ini berulang kali diserukan oleh kelompok sempalan OPM (Organisasi Papua Merdeka), seperti KNPB (Komite Nasional Papua Barat) dan Aliansi Mahasiswa Papua (AMP).

Mengapa saya sebut sempalan ? Karena tidak ada koordinasi yang jelas antara pimpinan tertinggi OPM dengan kelompok ini.Bahkan, kelompok-kelompok ini tidak mengakui berdirinya Negara Federal Republik Papua Barat (NRFPB) maupun Presiden dan Perdana Menteri negara tersebut hasil deklarasi Kongres Rakyat Papua (KRP) yang digelar di Jayapura medio Oktober 2011, masing-masing yaitu Forkorus Yaboisembut dan Edison Waromi.Presiden dan Perdana Menteri NFRPB saat ini masih mendekam dalam penjara demi terwujudnya negara impian, Republik Papua Barat.

Jika pada tahun 2011, kelompok sempalan OPM ini gencar berteriak Boikot Pilpres NFRPB, maka di tahun 2014 ini mereka mulai berani berteriak Boikot Pilpres Indonesia.Semangat dan keberanian yang tinggi sangat dibutuhkan dalam setiap perjuangan. Tapi untuk siapakah semangat dan keberanian kelompok KNPB dan AMP ini dipersembahkan ? Apakah untuk rakyat Papua ? Saya rasa tidak ! Seruan Boikot Pilpres 2014 yang dilakukan KNPB dan AMP tidak lebih dari sekedar pesan titipan pihak-pihak yang mendanai kedua kelompok itu.Jika para pimpinan OPM saat ini gencar melakukan internasionalisasi isu Papua Barat, namun kelompok sempalannya justru melakukan Papuanisasi isu global dengan menyuarakan kepentingan negara-negara donor kepada rakyat Papua Barat, seperti Boikot Pilpres.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun