ditepi jendela aku mematung
mencoba membaca bahasa alam
lalu aku menatap hujan
mengguyur membasahi relung hati
membawa kenangan membelai angan
dingin merasuk
memori yang dulu berlari menyeruak
menghentak memohon menerobos masuk
memastikan keberadaan itu tidak hilang
bahkan oleh waktu sekalipun
sambil tersenyum aku menyerah
pada keperkasaan mimpiku
mempertanyakan atau menyatakan
sosokmu dalam nuraniku
lalu aku hanya mampu menghela napas
saat guyuran air dihentikan oleh langit
saat inspirasiku hilang ditelan sepi
menyisakan bayanganmu di pelupuk mataku
august of 17, 2010
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H