Mohon tunggu...
Ririn Suhariyanti
Ririn Suhariyanti Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Guru, Mahasiswa, Istri, Ibu Rumah tangga, Ibu, Yah.......\r\nInsya Allah saya bisa ^^

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Best Friend (1)

8 November 2013   09:47 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:27 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

..........................

Cinta.... Benar-benar 1 hal yang absurd. Tak sedikitpun aku mengerti, kenapa aku terus-terusan memaafkan dan memberi kesempatan dia yang berulang kali menyakiti dan mengkhianatiku...

..........................

"Hahahahahha... Dasar bodoh!"
Tawa lepasnya kembali meledak. sungguh, aku ingin menonjok wajah konyol yang sedang tertawa lepas di hadapanku ini.

"Dan apa lagi alasannya kali ini? Khilaf lagi?" Tanyanya setelah tawa konyol itu mereda. Tuhan... sepertinya aku salah memilih tempat curhat.

"Begitulah, tapi kali ini aku gak akan maafin dia!"

"Yakin? Sob... kamu itu terlalu lugu jadi cewek. Bentar lagi kamu pasti bakal balikan lagi begitu dia merengek-rengek sambil alesan ini-itu. Hehehehe..." Dan cengiran lebar menghias wajah konyol itu lagi.

"Aku memang bodoh ya....."

"Yup! Bodoh banget. Sampai-sampai kamu gak bisa bedain mana orang yang cuma maenin kamu dan mana orang yang benar-benar cinta sama kamu. Dan karena kamu bodoh, maka aku akan selalu jadi sahabat kamu, selalu di sisi kamu, biar bisa jagain kamu. Hehehehehehe..."

Yah, itu yang selalu diucapkannya dan karena itu, aku tak pernah bisa marah bahkan selalu mencarinya setiap kali aku punya masalah seperti saat ini.

....................................

Kali ini, dia berdiri di depanku. Tapi dia tak sendiri seperti biasanya. Seorang gadis cantik dengan rambut panjang, pipi chubby, dan kulit kuning langsat terus mengulas senyum di sampingnya.

"Kenalkan, ini Nina. Hehehe...."

Kupandang lagi gadis cantik yang kini menundukkan wajahnya untuk menyembunyikan rona merah yang menjalar di pipi chubbynya. Ganti kutatap wajah sahabatku. Begitu cerah ceria. Yah... setelah cukup lama berpredikat Jones (Jomblo Ngenes), akhirnya dia menemukan kembang desa yang entah dia petik dari mana.

"selamat ya...! Wah, akhirnya ketemu juga dengan tambatan hati. Jangan kelamaan pacaran. Kalo udah sreg, langsung lamar terus nikah ya..." Kataku akhirnya.

"Masih lama kali. Nina 'kan baru kelas XII SMA sekarang."

Dia dan gadis cantik itu terus tertawa, ntah kenapa ada rasa sakit yang menyelinap di dadaku. Ada rasa tak rela untuk membagi sahabat yang selama ini selalu ada untukku dengan sosok asing berwajah cantik ini.

..............

TBC ^^

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun