Upaya pencegahan dan pengendalian penyakit kusta – Penyakit kusta merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri yang dapat menimbulkan infeksi kulit yang berbahaya. Beberapa upaya yang perlu dilakukan agar terhindar dari penyakit kusta mari kita simak artikel berikut ini.
Penyakit kusta sudah ada sejak 2000 tahun Sebelum Masehi. Sekitar pada tahun 1873 kuman penyebab penyakit kusta ditemukan oleh Dr. Gerhard Armauer Henrik Hanses yang berasal dari Norwegia. Berdasarkan Prevalensi penyakit kusta di Indonesia pada tahun 2020 adalah sebesar 8% dan sebanyak 9,14% dari total kasus baru kusta terjadi pada anak-anak, dua tahun setelahnya tepatnya pada tahun 2022 dari hasil data Kementerian Kesehatan jumlah kasus kusta di Indonesia 13.427 kasus dengan hasil penemuan 7.146 kasus baru, enam provinsi dan 11 kabupaten/kota belum terdampak kusta. Sehingga Indonesia menduduki peringkat ketiga terbesar di Dunia.
Berbagai kasus yang terjadi di Indonesia menggambarkan bahwasannya masih terjadinya keterlambatan dan kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap penyakit kusta. Mengenai stigma pada penyakit kusta yang sudah menjadi cerita lama membuat masyarakat senggan untuk memeriksa penyakit tersebut yang dapat mengakibatkan penularan kusta dan kasus difabilitas semakin meningkat.
Penjelasan Seputar Penyakit KustaÂ
Penyakit kusta juga dikenal dengan penyakit lepra dan morbus hansen merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium leprae. Jika tubuh anda terkena bakteri tersebut bila tidak segera ditangani akan menyebabkan kecacatan. Cara penularan penyakit kusta terjadi ketika berkontak langsung dengan kulit penderita dan menghirup udara yang terdapat droplet (ludah atau dahak yang keluar saat batuk atau bersin) penderita saat berbicara dan terjadi terus-menerus dalam jangka waktu yang lama. Perlu diketahui penyakit kusta tidak akan menular hanya karena bersalaman, berhubungan seksual, dan duduk bersama serta tidak menular dari ibu ke janinnya.
Berikut tanda dan gejala awal penyakit kusta, yaitu:
- Adanya bercak putih seperti panu pada tubuh.
- Benjolan pada wajah.
- Alis rambut rontok dan gangguan saraf.
- Mati rasa pada area kulit yang disentuh dan kelenjar keringat tidak memproduksi keringat akibatnya kulit tampak kering, tebal, dan kaku.
- Munculnya luka tapi tidak terasa sakit.
- Melemahnya otot tubuh.
- Hidung tersumbat dan mimisan.
- Mata menjadi kering dan jarang mengedip.
Ada beberapa tingkat keparahan pada gejala kusta yang dapat dibagi-bagi berdasarkan enam jenis, diantaranya:
- Intermediate leprosy, ditandai dengan adanya beberapa lesi datar berwarna pucat atau lebih cerah dari warna kulit disekitarnya, seperti panu pada tubuh.
- Tuberculoid leprosy, ditandai dengan beberapa lesi datar yang memiliki ukuran yang besar, menyebabkan mati rasa, dan pembesaran saraf.
- Borderline tuberculoid leprosy, ditandai dengan adanya lesi yang berukuran kecil dan banyak.
- Mid-borderline leprosy, ditandai dengan munculnya lesi kemerahan yang tersebar secara acak dan asimetris, mengakibatkan mati rasa, dan pembengkakan kelenjar getah bening.
- Borderline lepromatous leprosy, ditandai dengan lesi yang jumlahnya banyak berbentuk datar atau benjolan dan mengakibatkan mati rasa.
- Lepromatus leprosy, ditandai dengan lesi yang berbentuk simetris. Pada lesi ini banyak mengandung banyak bakteri, mengakibatkan alis dan rambut rontok, dan gangguan saraf serta gangguan anggota gerak.
Beberapa kasus yang terjadi bahwa kusta identik dengan kemiskinan, pasalnya seseorang yang terkena penyakit kusta dari pihak keluarga dan lingkungan sekitarnya masih belum memiliki kesadaran dalam penanganan kusta sehingga terjadi keterlambatan pada pengobatan bagi si penderita. Maka dari itu, pemerintah dan masyarakat menghimbau untuk memberikan motivasi, pengetahuan, dan penanganan terhadap kusta bagaimana cara yang tepat untuk mencegah dan pengendalian kusta.
Upaya Pencegahan Penularan Kusta
Penyakit kusta sampai saat ini belum ada vaksinasinya sehingga tindakan yang perlu dilakukan untuk mencegah penularannya dengan cara pengobatan dengan memutus rantai penularan kusta sehingga menjadi salah satu cara dalam mencegah penularannya. Berikut beberapa hal yang dapat dilakukan agar terhindar dari penyakit kusta:
- Menjaga daya tahan tubuh dengan menerapkan gaya hidup yang sehat merupakan langkah pertama yang dapat dilakukan untuk mencegah penularan penyakit kusta. Mulai dari menjaga pola makan dan memperhatikan jenis makanan yang akan dikonsumsi, beristirahat dengan cukup, rutin berolahraga, dan mengonsumsi suplemen vitamin guna mendukung kesehatan tubuh.
- Menjaga sirkulasi udara di lingkungan sekitar, mengenai kuman lepra sendiri dapat bertahan hidup di luar tubuh manusia  kurang lebih 1-2 hari tergantung pada kondisi suhu disekitarnya. Maka dari itu, perhatikan sirkulasi udara khususnya di rumah pastikan sinar matahari bisa masuk ke dalam rumah.
- Jangan berpergian ke daerah endemik kusta.
- Memakai masker dan menjaga kebersihan, dengan memakai masker dapat membantu untuk mencegah penularan kuman lepra dan selalu menjaga kebersihan dengan mencuci tangan setelah melakukan kontak langsung dengan penderita penyakit kusta.
- Apabila orang disekitarmu memiliki riwayat penyakit kusta jangan lupa selalu ingatkan untuk mengonsumsi obat hingga sembuh dan medical check up ke dokter atau fasilitas kesehatan secara rutin agar dapat mencegah kecacatan pada penderita penyakit kusta.
- Jangan bersentuhan dengan hewan penyebar bakteri kusta, contohnya armadillo.
Hal ini,membuat Mental kuat kusta lenyap maka diperlukan adanya kesehatan mental well-being pada kusta merupakan suatu upaya yang perlu dipelajari dan diketahui melalui pendekatan maupun intervensi yang dapat digunakan untuk mengembangkan dan mendapatkan kesejahteraan. Jika seseorang dalam penanganan kusta sebaiknya perlu memiliki yang namanya kesehatan mental positif dari segi fisik, emosi, intelektual, kerohanian, dan intrapersonal. Sehingga akan memiliki rasa tangguh dalam menghadapi berbagai situasi kehidupan dan menyesuaikan diri.
Mengenai penyakit kusta sendiri dapat sembuh apabila dalam pengobatannya tidak terlambat dan rajin untuk menjalankan pemeriksakan diri ke doker, berharap dengan penanganan sedini mungkin maka dapat mencegah terjadinya kecacatan. Dengan adanya artikel ini mari bersatu bersama untuk Indonesia bebas dari kusta.
Mari bersama-sama mengangkat martabat orang yang mengalami kusta, memberikan kesejahteraan mental bagi penderita agar mendapatkan cerita ceria kusta.
Demikian penjelasan mengenai upaya pencegahan dan pengendalian penyakit kusta yang dapat dilakukan agar kita dapat mengantisipasi terjadinya penularan penyakit kusta. Tetap waspada dan jangan sungkan apabila orang di sekitar kita ada yang memiliki gejala dan kondisi yang sama segera laporkan ke dokter maupun fasilitas kesehatan lainnya untuk segera di tangani.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H