Mohon tunggu...
Vox Pop Pilihan

Kendaraan Pribadi, Public Transportation, serta Hubungannya dengan Sifat Egois Masyarakat

18 April 2017   17:10 Diperbarui: 18 April 2017   17:19 369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa anda pernah membayangkan bagaimana jika yang berada dalam posisi tersebut keluarga anda misalnya ibu anda yang lagi terburu-buru serta lupa memberikan kode sein kanan atau kiri, mungkin juga kakak perempuan anda yang tidak sengaja melakukan kesalahan saat naik kendaraan seperti menyalip dengan seenaknya. Saya bukan bermaksud menggurui atau apa, saya hanya membuat renungan saja 

Menurut kesimpulan yang dapat saya tarik dari permasalahan diatas. 

Menggunakan kendaraan pribadi sangat menguras emosi, meningkatkan sifat egois pengendara. Kendaraan pribadi hanya cocok untuk jarak tempuh yang dekat, tidak cocok untuk rutinitas, apalagi menempuh kemacetan 

Sebagai pengendara kendaraan pribadi, terlebih jika anda mengendarai mobil mewah sendiri, berapa persenkah anda memberikan tumpangan ketika ada orang yang meminta tumpangan ?

Di kendaraan umum kita bisa belajar berbagi, belajar menghargai orang lain, belajar mengerti bahwa disaat kita lelah sepulang bekerja, masih ada seseorang yang lebih tua dari kita yang tentunya lebih lelah daripada kita yang masih muda.

Di kendaraan umum kita juga bisa merasakan, bagaimana jika keluarga kita yang lebih tua misalnya orang tua kita, atau bahkan kakek nenek kita yang lebih tua naik kendaraan umum tidak ada yang memberikan kursi untuknya, bagaimana rasanya. Sehingga disaat kita merelakan tempat duduk kita untuk orang yang lebih berhak bukan berarti toh juga sama sama bayar, namun lebih kepada disaat kita berbuat baik kepada orang lain, semoga Tuhan membalas dengan suatu saat kelak Tuhan memberikan balasan kepada kita, maupun keluarga kita.

Jika anda pernah mungkin sering melecehkan wanita di transportasi umum, coba anda bayangkan bagaimana jika itu menimpa saudara perempuan anda, ibu anda, atau kakak adik anda. Bagaimana Perasaan anda ?

Saran saya meskipun saya tahu kalau ini tidak mungkin bisa terealisasi / impossible. Simpel sih, pendidikan saya bukan di bidang transportasi umum. Yaa ambil alih lah transportasi umum jadi salah satu BUMN. Berikan jaminan kalau transportasi umum itu tepat jadwalnya serta terjangkau ongkosnya. Jalur khusus seperti jalur busway, setuju jika benar benar steril, masa bodo dengan jalur non busway yang macet parah. 

Kalau membatasi jumlah mobil dibilang melanggar HAM orang berduit serta mendzolimi industri otomotif, ya batasilah kendaraan yg bisa lewat dengan boleh lewat jika sudah membayar. Dan seterusnya sampai jalan normal kembali. 

Dan itu semua gak bakalan bisa terealisasi jika kejahatan di bis maupun di terminal, kejahatan terhadap pejalan kaki, serta kriminalitas tidak di berantas habis. Karena keamanan yang paling utama, kepastian dan kenyamanan biasanya menjadi satu kesatuan yang berada di urutan nomor dua.

Terima kasih sudah mampir ngombe disini

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun