Mohon tunggu...
Rasa Soemoprawiro
Rasa Soemoprawiro Mohon Tunggu... -

Perempuan biasa yang menjalani titiannya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Saat Rembulan Sentuh Ilalang

12 Mei 2013   03:32 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:43 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13683036611998753749

Angin kemarin berbisik, ' Rembulan lihatlah Ilalang..'

(Rembulan) Ilalang…. Ilalangku, lihat ujung jemarimu yang melemah berhentilah menari, tempatilah tempatku..(Ilalang) Duh Rembulanku, bukankah kau buat aku bisa tumbuh dan menari dimanapun.  Angin mu pun selalu membuatku menari..dan  bergerak. Rembulanku, aku mau berhenti menari, tapi Sentuhan akarku tak  mampu membuat tubuhku terdiam.(Rembulan) Ilalang cobalah berhenti menari, eratkan Sentuhanmu agar kau berhenti menari….(Ilalang) Sentuhan Angin ini sangat kuat bertiup, tak kuasa ku menahan angin. Rembulan, bantu aku bisa menahan angin. Sampaikan saatmu buat hentikan angin…(Rembulan) Ilalang, ilalangku….sentuhan sudah berjalan iringimu supaya kau berhenti menari. Cobalah berusaha berhenti, gunakan akarmu ilalang. Kan kusampaikan agar saat segera hadir, supaya menghentikan angin…(Ilalang) Duh Rembulanku..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun