Mohon tunggu...
rhr mukti atmowidodo
rhr mukti atmowidodo Mohon Tunggu... -

membela tanah air itu HUKUMNYA WAJIB buat orang2 yg beriman. TAPI INGAT ... jadi pembela tanah air tak harus jadi pembela rejim!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Wabah Buta Huruf dan Buta Warna di Jakarta

4 Agustus 2010   19:06 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:18 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

seorang teman dari daerah datang ke jakarta untuk berlibur. saya, sebagai tuan rumah yang baik, berusaha mengajak dia jalan-jalan keliling jakarta. keliling dalam arti sebenarnya karena si teman ini tidak ingin mengujungi obyek-obyek wisata. dia lebih tertarik melihat wajah jakarta yang gemerlap sampai yang suram dan berantakan.

kami menyusuri gedung-gedung perkantoran, pertokoan, perumahan mewah sampai ke gang-gang sempit dimana warga jakarta hidup berjejal dan berdesakan.
kami mengelilingi jalanan dengan aspal yang halus mulus dan bersih sampai jalanan becek, berlobang dan diramaikan dengan tumpukan sampah yang menggunung.

malam harinya, kami terlibat obrolan setelah membersihkan diri dari bau asap jalanan. maklum saja, kami berkeliling dengan naik sepeda motor dengan alasan praktis, efesien dan hemat.

'gimana? apa kesan-kesan mu tentang jakarta ini?', tanya saya.
'baik. cuma aku lihat ada wabah parah yang melanda warga jakarta.'
'hah? wabah apaan tuh?'
'warga jakarta banyak yang mengidap buta huruf dan buta warna.'

'kenapa? kok bisa? setahuku tidak ada laporan dari dinas terkait soal yang satu ini.'

'waaahhh ... dinas terkait itu perlu melakukan pemeriksaan ulang tuh. wabah ini jelas dan nyata banget terlihat selama perjalanan tour de jakarta tadi.'
'serius nih?'

'iya, aku serius.'
'apa buktinya? aku kok tidak melihatnya ya?'

'wabah buta huruf dan buta warna sudah akut di kalangan warga jakarta. tadi ... aku lihat banyak tumpukan sampah yang menggunung padahal di dekat lokasi sampah itu terpampang jelas ada tulisan yang berbunyi JAGALAH KEBERSIHAN atau DILARANG MEMBUANG SAMPAH DISINI. tapi ya warga tetap nekad melanggar himbauan itu. ini artinya sebagian warga jakarta tidak bisa membaca dengan baik dan benar. warga jakarta banyak yang BUTA HURUF.'

'hahaha. ok ... ok ... kalau yang buta warna.'
'tadi ... setiap bertemu dengan lampu pengatur lalu lintas selalu saja aku lihat ada pengendara yang tidak disiplin dengan menerobos lampu merah. masih ingat pelajaran lalu lintas ga? lampu warna merah artinya kendaraan berhenti, lampu hijau artinya kendaraan dipersilahkan jalan dan lampu kuning artinya pengendara diminta berhati-hati. nah, pada saat lampu masih menyala berwarna merah, eh, banyak pengendara yang nekad terus maju akibatnya ya jalanan jadi macet. ini menandakan warga jakarta banyak yang BUTA WARNA. tapi, untuk yang ini penderitanya jauh lebih komplek. tadi aku lihat semua jenis kendaraan ikut maju mulai dari sepeda motor, bajaj, mikrolet, metro mini, kendaraan pribadi sampai ke mobil mewah yang harganya ratusan juta. semua itu penderita BUTA WARNA yang tidak bisa membedakan antara warna merah, hijau dan kuning.'

'hahaha ... kalau yang ini sih no commento saja. soalnya kadang-kadang aku juga termasuk penderita BUTA WARNA. hahaha.'

http://duniasithole.wordpress.com/2010/08/04/wabah-buta-huruf-dan-buta-warna-di-jakarta/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun