Mohon tunggu...
rhr mukti atmowidodo
rhr mukti atmowidodo Mohon Tunggu... -

membela tanah air itu HUKUMNYA WAJIB buat orang2 yg beriman. TAPI INGAT ... jadi pembela tanah air tak harus jadi pembela rejim!

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pilkada, Antara Harta dan Tahta

3 Agustus 2010   20:56 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:20 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

saya adalah pelaku pasar tradisional bermodal kecil yang selalu berhitung pada rencana anggaran pengeluaran, nilai investasi, bunga bank, proyeksi keuntungan dll yang dilakukan dalam cara terbatas dan sederhana.

saya sebagai seorang pedagang kelas teri pun selalu berpandangan:
'apa yang bisa saya dapatkan kalau saya harus membayar sekian rupiah? saya tidak mau kalau hanya balik modal. saya pengin balik modal ditambah keuntungan atas modal yang sudah dikeluarkan.'

misalkan saya mengeluarkan uang 11 milyar plus biaya lain-lain yang (anggaplah) totalnya 15 milyar, maka uang sejumlah 15 milyar harus kembali utuh dengan selamat ditambah keuntungan. berapa jumlah keuntungannya? saya berharap sebanyak mungkin, minimal harus diatas bunga deposito bank.

saya berharap uang 15 milyar bisa menjadi 30 milyar dalam waktu 5 tahun, ini artinya saya harus mendapatkan uang sejumlah 6 milyar/tahun. itu nilai bersih setelah dipotong biaya operasional, pajak, dan kewajiban rutin lain-lain.

bagaimana caranya?
entahlah ... saya belum menemukan jawaban pasti soalnya kalau sekedar mengikuti aturan standar masalah gaji, bonus dan tunjangan yang didapatkan dengan posisi sebagai pemimpin di daera ANU kok kayaknya mustahil untuk mendpatkan uang sebesar itu.

pasti ada cara-cara ajaib dan gaib untuk mendapatkan uang tersebut.

lalu, apakah saya harus ikut mempertaruhkan uang kalau saya (kebetulan) diberikan rejeki berlimpah?

entahlah ...
tapi rasanya saya lebih memilih cara lain untuk memutar uang dan kekayaan dibandingkan mengikuti cara menjadi pemimpin daerah. terus terang, saya tidak mau direpotkan dengan urusan birokrasi yang tidak saya kuasai dengan baik dan benar. bagi saya, masih banyak pilihan selain bertarung dalam pilkada.

saya akan berhitung juga soal resiko seandainya terjadi hal-hal diluar dugaan akibat kesalahan proses administrasi dalam mencari uang yang mengakibatkan saya harus dicopot ditengah masa jabatan.

alih-alih menginginkan balik modal maupun keuntungan, saya harus bersiap manata hati jiwa dan raga untuk mengikuti proses persidangan karena menjadi tersangka korupsi.

saya (mungkin) akan lebih memilih bisnis di properti dengan uang sejumlah 15 miliar tersebut. saya membayangkan mempunyai minimal 100 kamar kost yang disewakan dengan minimal tarif rp 500.000/bulan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun