Mohon tunggu...
rhr mukti atmowidodo
rhr mukti atmowidodo Mohon Tunggu... -

membela tanah air itu HUKUMNYA WAJIB buat orang2 yg beriman. TAPI INGAT ... jadi pembela tanah air tak harus jadi pembela rejim!

Selanjutnya

Tutup

Money

Rahasia Dagang Mas Gareng

23 Juni 2010   10:23 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:20 561
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

'Mas Gareng ora pengin buka cabang?'
'Pengin sih pengin, pak. Tapi belum nemu bocah sing cocok kanggo jaga.'
'Aku sering bingung ... nek bakul nasgor gini, piye cara kontrol dagangannya?'
'Hahaha ... gampang kui, pak.'
'Piye?'
'Biasane si boss pemilik gerobak nasgor akan menghitung jumlah telor dan jumlah mie yang akan dijual. Kalau nasi ya pakai sistem kira-kira saja.'
'Lah ... emang bocah yg jualan ga akan nakal? Telor dan mie kan gampang dibeli di warung terdekat sekitar lapak.'
'Nek kui ya resiko. Tapi kalau kita sudah pengalaman dagang ya Insya Allah kita bisa ngira-ngira pasar pelanggan sekitarnya. Ga bisa tepat 100% seh, tapi cukup bahwa kita sebagai boss tidak akan rugi dan masih ada untungnya.'
'Ooo ... gitu ya?'
'Kalau cuma beli telor dan mie aja seh masih mendingan, pak. Yang lebih parah adalah bocah yang jualan akan menipu boss-nya dan konsumen.'
'Caranya?'
'Bapak kan sering lihat kalau saya biasa masak rombongan beberapa porsi jadi 1 kali masakan. Saya selalu berusaha 1 porsi mendapat 1 butir telor biar pelanggan puas. Tetapi pedagang yang nakal akan mengambil cara mengurangi jumlah telornya kalau dia masaknya rombongan. Misalnya masak 5 porsi seharusnya mendapat 5 butir telor, tapi dia mengurangi menjadi 4 telor bahkan yang lebih nekad lagi cuma 3 telor. Akibatnya pelanggan kecewa. Ini yang merugikan si boss pemilik gerobak sekaligus pelanggannya.'
'Wah, ini ilmu pengetahuan baru, mas.'

'Ngomong-omong, apa kegiatan Mas gareng kalau siang hari?'
'Jadwalku, mulai dagang dari jam 7 malam sampai maksimal jam 12 malam. Pulang ke kontrakan tidur. Setelah Sholat Shubuh aku karo bojo belanja ke pasar. Jam 7 pagi aku nganter langganan antar jemput cah sekolah. Awan ya jemput langganan. Sore sibuk siap-siap, masak nasi dan gawe bumbu kanggo jualan.'
'Isteri ngapain aja?'
'Isteriku dagang kelontong kecil-kecilan di kontrakan, pak. Kadang-kadang sih terima nyuci nggosok pakaian dari keluarga komplek. Ya, lumayan kanggo tambah belanja.'

.....

Waduh ... hidup Mas Gareng ternyata penuh warna. Dia dan isterinya bekerja mati-matian selagi muda dan masih kuat bekerja. Anak-anaknya titip di kampung ikut simbah.

Aku jadi kagum, ternyata banyak pekerja ulet dan mandiri di sekitar kita.

Salam Sega Goreng,

RHRM
si pencari damai

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun