Mohon tunggu...
Rhoney Law
Rhoney Law Mohon Tunggu... Buruh - sedang melanjutkan perjalanan

Perbedaan kecil itu cara kerja terbesar

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Memaafkan atau Tertindas

16 Juli 2019   18:29 Diperbarui: 16 Juli 2019   18:53 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ikhlas dan saling memaafkan merupakan kewajiban. Tapi yang harus didahulukan adalah merefleksikan perjuangan untuk memanusiakan manusia, dalam membangun hubungan kemanusiaan secara kolektif.

Salah satu refleksi tersebut adalah, tentang peran manusia dalam membentuk sistem yang cenderung menjajah atau menindas, termasuk ikut menjadi bagian penting dalam memuluskan kepentingan sebagian pihak.

Islam berkomitmen memerangi itu. Walau kemudian seringkali sulit ditemukan perjuangan sungguh-sungguh untuk itu. Olehnya itu, ungkapan ikhlas dan memaafkan tidak memiliki bobot perubahan kecuali sekadar kata semata.

Sejatinya memaafkan bisa mengantarkan kita keluar dari keterbelakangan, keterisolasian, ketergantungan serta pembodohan. Tetapi itu tidak berwujud.

Dalam kaitan tersebut, maka yang terpenting adalah refleksi memaafkan diri sendiri agar dapat mengenal pikiran sendiri; apakah tertindas dan atau kelak mau menindas. Bukan memaafkan lalu mengamini penindasan.

Selamat bertarung di HariMu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun