Ikhlas dan saling memaafkan merupakan kewajiban. Tapi yang harus didahulukan adalah merefleksikan perjuangan untuk memanusiakan manusia, dalam membangun hubungan kemanusiaan secara kolektif.
Salah satu refleksi tersebut adalah, tentang peran manusia dalam membentuk sistem yang cenderung menjajah atau menindas, termasuk ikut menjadi bagian penting dalam memuluskan kepentingan sebagian pihak.
Islam berkomitmen memerangi itu. Walau kemudian seringkali sulit ditemukan perjuangan sungguh-sungguh untuk itu. Olehnya itu, ungkapan ikhlas dan memaafkan tidak memiliki bobot perubahan kecuali sekadar kata semata.
Sejatinya memaafkan bisa mengantarkan kita keluar dari keterbelakangan, keterisolasian, ketergantungan serta pembodohan. Tetapi itu tidak berwujud.
Dalam kaitan tersebut, maka yang terpenting adalah refleksi memaafkan diri sendiri agar dapat mengenal pikiran sendiri; apakah tertindas dan atau kelak mau menindas. Bukan memaafkan lalu mengamini penindasan.
Selamat bertarung di HariMu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H