Mohon tunggu...
RH Notes
RH Notes Mohon Tunggu... -

Pegawai, Praktisi, Pengajar Bidang Manajemen SDM dan Kepemimpinan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hindari 7 Dosa Berbahaya di Kantor

21 Januari 2018   11:50 Diperbarui: 21 Januari 2018   12:36 1045
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: nurpancani.blogspot.com

Dosa 2: Anton pada hari itu mengalamai kondisi yang amat kesal, ia tidak terima dipermalukan di depan umum atas kesalahan yang tak ia sengaja. Namun ia putuskan untuk menahan amarahnya. 1 Jam kemudian ada rekan kerjanya yang ingin meminjam berkas kerjanya. Karena Anton masih memendam amarah, secara tak sadar ia meluapkan dengan kata-kata "Budi... saya sedang sibuk, kamu kan bisa cari sendiri di lemari arsip, cari dulu pakai mata, jangan terlalu banyak nanya!!!". Mendadak hati Budi seperti teriris sembilu mendengar kata-kata ketus dari Anton.

Dosa 3: Budi akhirnya mencari arsip sendiri dan menghindar dari Anton, ia tahu hari itu Anton sedang tidak enak diajak berbicara. Namun hatinya masih kesal. 1 jam kemudian datanglah pegawai baru yang menanyakan kepadanya cara mengoperasikan aplikasi kantor. Budi yang masih kesal pun meluapkan emosinya "Charlie... kamu kan lulusan S1 Universitas ternama, masa untuk mengoperasikan aplikasi seperti itu aja kamu malas membaca manual book-nya. Coba deh kamu harus bisa belajar mandiri!!! Atau jangan-jangan perusahaan ini salah merekrutmu. Masa begitu aja ga bisa....". Kepercayaan diri Charlie sontak hilang. Motivasinya drop. Ia merasa aplikasi kantor itu spesifik di perusahaan tersebut, tidak ada hubungannya dengan ilmu yang ia pelajari di kampusnya. Ia merasa bingung harus bertanya pada siapa lagi.

Dosa 4: Charlie akhirnya kembali ke mejanya, mencoba membuka-buka manual book aplikasi, mencoba mempelajari dengan keras. Pusing dan stress baginya, banyak istilah-istilah baru yang ia tak paham, namun tak ada orang yang mau mengajarinya. 1 jam kemudian, saat sedang bingung, datanglah seorang office boy (OB) berusia 40 tahun membawakan secangkir kopi. Segeralah Charlie meminum secangkir kopi itu dengan harapan dapat menambah konstrasi belajarnya. Entah kenapa kopi tersebut terasa pahit karena kurang gula. Charlie pun berkata "Pak Dodiiiiiii........ ini kopi apaan sih, koq pahit banget.... bisa bikin kopi gak sih?!!! Kerjaan gampang gini aja ga becus, apalagi kerjaan yang pakai otak." Hati Pak Dodi perih sekali, ia dimarahi oleh orang yang jauh lebih muda darinya. Tapi apa daya ia tak bisa marah karena ia hanyalah pegawai outsourcing.

Dosa 5: Hari itu suasana hati Pak Dodi tak karuan, ia sedih, mau marah tapi tak  ada seorang pun yang bisa ia marahin di kantor. Begitu jam pulang kantor selesai, ia putuskan segera pulang ke rumah. Sayangnya jalanan sangat macet dan hujan. Akhirnya ia tiba di rumah dalam keadaan letih dan agak larut malam. Sayangnya saat di rumah, ia jumpai meja makan kosong. Rupanya istrinya hari itu sedang tidak enak badan dan berharap saat suaminya pulang bersedia memasak untuk makan malam bersama. Belum sempat menjelaskan keadaanya, Pak Dodi sudah terlanjur meluapkan emosi "Eny.......... Kamu sebagai istri ini bagaimana sih..... tidak peka terhadap suaminya yang kerja keras banting tulang, menyediakan makan malam saja kamu malas sekali!!!"

Dosa 6: Malam itu suasana rumah Pak Dodi tiba-tiba mencekam, terjadi pertengkaran di rumah kecil itu. Farhat yang sedang belajar di ruangannya menjadi terganggu karena mendengar pertengkaran antara ayah dan ibunya. Farhat yang tidak berdosa pun menderita kegaduhan, membuat ia tak bisa konsentrasi belajar. Ia pun akhirnya ke luar ruangan untuk mencari udara segar, saat melintasi ruang tamu ia ditegur sama ibunya "Kamu mau kemana nak, bukannya bantuin ibu memasak kamu malah mau pergi ke luar rumah"

Dosa 7: Dalam keadaan kesal dan sedikit lapar, Farhat tidak mengindahkan teguran ibunya, ia ingin segera keluar rumah, jauh dari keributan. Farhat pun segera mencari tukang nasi goreng pangkalan yang biasa mangkal di pojokan komplek rumahnya. Saat sedang menunggu pesanan nasi gorengnya, hatinya masih kesal atas suasana rumah yang tidak kondusif, tiba-tiba seekor kucing hitam datang menghampirinya dengan suara "meong... meong...." menandakan minta perhatian dan jatah makanan. Tak tau harus melampiaskan kemana siapa, akhirnnya Farhat menendang kucing hitam itu sambil menyeru "kucing hitam sialan.... pergi sana..... dasar berisikkkkkk!!!"

Bayangkan jika anda adalah aktor utama yang mempengaruhi semesta dari 7 (tujuh) makhuk hidup bernama Anton, Budi, Charlie, Dodi, Eny, Farhat, dan Si Kucing Hitam. Sebuah teguran kecil dari atasan anda tidak harus menyengsarakan orang/makhluk lain. Anda cukup bersikap tenang. Pikirkan sebelum berbicara atau bertindak. Pastikan kata-kata yang keluar atau tindakan yang dilakukan adalah hal-hal yang positif. Seandainya anda berkata dengan sopan kepada Anton "Pak Anton, saya baru dipanggil atasan untuk segera menyelesaikan pekerjaan yang harus selesai sebelum pukul 09.00, tolong bantu saya segera ya"

Semesta pada saat itu akan berubah menjadi:

Kejadian 1: Anton akan fokus bekerja cepat, ia tak mau terlambat 2 kali dalam 1 hari.

Kejadian 2: Saat Budi menghampiri Anton, ia akan berkata "Maaf Budi, aku sedang dikejar deadline, mungkin kamu bisa cari di lemari arsip"

Kejadian 3: Saat Charlie menghampiri Budi, ia akan berkata "Ok, ini saya kamu kasih contoh 1 kali bagaimana cara mengoperasikan aplikasinya, selanjutnya kamu bisa latihan sendiri ya"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun