Mohon tunggu...
RH Notes
RH Notes Mohon Tunggu... -

Pegawai, Praktisi, Pengajar Bidang Manajemen SDM dan Kepemimpinan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

"Pandora's Box"

20 Januari 2018   15:49 Diperbarui: 21 Januari 2018   10:02 1187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada hari itu, perasaannya campur aduk, antara senang dan takut. Senang karena kebutuhan dasar manusia, yaitu sandang, pangan, papan dapat terpenuhi. Takut karena sebagai karyawati tetap ia dituntut lebih bekerja keras dan lembur. Yang artinya ia semakin tak punya waktu untuk berkumpul dengan teman-temannya. Kebutuhan psikologis nya terasa terganggu.

Teori Motivasi Maslow
Teori Motivasi Maslow
Pandora merasakan ia seperti membuka kotak Pandora, yang dalam mitologi yunani adalah sebuah hadiah yang terlihat sangat berharga, namun isinya adalah sesuatu masalah yang tak terduga atau sebuah kutukan. 

Dalam kisah yunani, saat kotak dibuka, yang keluar adalah para iblis yang mengacau dunia. Namun di dasar kotak masih ada yang tersisa, yaitu harapan.

Kisah Pandora ini banyak sekali dijumpai oleh para pekerja yang sedang/baru meniti karir. Saat mereka belum dewasa (masih ikut orang tua), mereka mudah bahagia karena kebutuhan dasar mereka telah dipenuhi oleh orang tua mereka. Mereka banyak mengejar kebutuhan psikologis dan kebutuhan pemenuhan diri sendiri. 

Namun saat mereka meniti karir, menjadi orang yang mandiri. Mereka harus memulai dari awal. Memulai dari memenuhi kebutuhan dasar mereka. Tak jarang harus mengorbankan kebahagiaan psikologis dan pemenuhan diri yang sudah mereka raih.

Seperti kisah Pandora, di dasar kotak, selalu ada harapan. Harapan untuk meraih apa yang diinginkan setiap manusia. Sebuah kebahagiaan. Bagaimana meraihnya, adalah bagaimana kita mampu membagi waktu dengan adil dan tidak terjebak hanya disebuah titik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun