Pada hari itu, perasaannya campur aduk, antara senang dan takut. Senang karena kebutuhan dasar manusia, yaitu sandang, pangan, papan dapat terpenuhi. Takut karena sebagai karyawati tetap ia dituntut lebih bekerja keras dan lembur. Yang artinya ia semakin tak punya waktu untuk berkumpul dengan teman-temannya. Kebutuhan psikologis nya terasa terganggu.
Dalam kisah yunani, saat kotak dibuka, yang keluar adalah para iblis yang mengacau dunia. Namun di dasar kotak masih ada yang tersisa, yaitu harapan.
Kisah Pandora ini banyak sekali dijumpai oleh para pekerja yang sedang/baru meniti karir. Saat mereka belum dewasa (masih ikut orang tua), mereka mudah bahagia karena kebutuhan dasar mereka telah dipenuhi oleh orang tua mereka. Mereka banyak mengejar kebutuhan psikologis dan kebutuhan pemenuhan diri sendiri.Â
Namun saat mereka meniti karir, menjadi orang yang mandiri. Mereka harus memulai dari awal. Memulai dari memenuhi kebutuhan dasar mereka. Tak jarang harus mengorbankan kebahagiaan psikologis dan pemenuhan diri yang sudah mereka raih.
Seperti kisah Pandora, di dasar kotak, selalu ada harapan. Harapan untuk meraih apa yang diinginkan setiap manusia. Sebuah kebahagiaan. Bagaimana meraihnya, adalah bagaimana kita mampu membagi waktu dengan adil dan tidak terjebak hanya disebuah titik.