Mohon tunggu...
Erhaen Rep
Erhaen Rep Mohon Tunggu... -

Sebagai salah seorang anak bangsa yang prihatin akan masa depan Indonesia .... Pemerhati Lingkungan Hidup , Green Energy , Mass Transport dan Perkembangan Pemukiman yang hanya mementingkan kepuasan serta kenyamanan individu tanpa peduli kemampuan daya dukung alam itu sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Monorail Vs. Bus Layang Konvensional

23 September 2011   18:04 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:41 419
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pembangunan infra structure memerlukan hampir 70 % dari total investasi yg diperlukan , seandainya saja pemda DKI mau membiayai infra structure ,saya yakin  JM pasti akan bisa melanjutkan programnya bahkan akan banyak investor lain yg mau menyediakan Vehicle dan mengoperasikannya. Sebaliknya kalau saja pemda mengundang investor untuk membangun jalan layang dan menyediakan bus layang yang semua dananya harus ditanggung oleh investor dan penghasilannya hanya dari tiket penumpang saya berani taruhan tidak akan ada investor yang tertarik untuk melakukannya.

Pengadaan Tranportasi masal yg memadai , aman dan nyaman seharusnya sudah menjadi kewajiban pemerintah, sayang nya sampai saat ini kita belum melihat usaha yang sungguh-sungguh untuk mewujudkannya. Padahal kemacetan yang terjadi di kota kota besar telah menimbulkan kerugian yang sangat besar. Penggunaan premium di DKI saja pada tahun ini hampir mencapai 1 Juta Kilo Liter , itu artinya pada tahun ini pemerintah mengeluarkan subsidi untuk Premium di DKI sebesar 3,9 T. Kalau saja transportasi masal sudah tersedia saya yakin penggunaan premium akan jauh berkurang hal ini disebabkan karena jumlah kendaraan pribadi akan berkurang dan kemacetanpun akan berkurang jadi subsidi BBM pun akan berkurang bahkan kalau perlu pemerintah bisa saja tidak lagi menyediakan premium di DKI.

Keterlambatan pemerintah dalam membangun transportasi masal sebetulnya telah menyebabkan pemborosan penggunaan BBM yang luar biasa , polusi udara yang parah yang tentu saja sangat mempengaruhi kesehatan masyarakat , dan terbuangnya waktu produktif . Bayangkan seseorang harus melakukan perjalanan pulang pergi selama 3 jam  untuk menghadiri suatu rapat yang durasinya hanya 1,5 jam . Para pekerja harus berangkat dari rumah jam 5.30 padahal waktu kerja baru dimulai jam 8.00 dan baru tiba di rumah jam 19.00 padahal mereka kerja hanya sampai jam 17.00 ... 7,5 jam di perjalanan untuk 5 jam waktu produktif !!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun