Mohon tunggu...
Mahasiswa Vokasi Unair
Mahasiswa Vokasi Unair Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Mahasiswa

Saya merupakan mahasiswa Diploma 4 Fakultas Vokasi Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pemeriksaan Radiografi Pelvis dan Hip Joint dalam Aspek Radiografi, Proteksi Radiasi, dan Radiofotografi

22 Juni 2024   19:35 Diperbarui: 22 Juni 2024   19:41 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mahasiswa D4 Teknologi Radiologi Pencitraan UNAIR (Dokpri)

PROJECT 1

PEMERIKSAAN RADIOGRAFI PELVIS DAN HIP JOINT DALAM ASPEK RADIOGRAFI, PROTEKSI RADIASI DAN RADIOFOTOGRAFI

KELOMPOK 6 KELAS 2D

Rohmat Ridwan (413231154) Heppy Aulya Putri (413231158) Octoreno Putra Santoso (413231163) Fildzah Shabrina (413231178) Nur Inayatul Ma'rufah (413231180)

Abstrak

Pemeriksaan radiografi pelvis dan hip joint merupakan prosedur yang umum dilakukan dalam praktik medis, namun juga berkontribusi terhadap dosis radiasi keseluruhan. Strategi pengurangan dosis radiasi perlu diterapkan dengan prinsip ALARP (As Low As Reasonably Practicable). Metode optimasi dosis seperti variasi orientasi pasien terhadap perangkat pemaparan otomatis (AED) perlu dipertimbangkan, dengan pengaruh pada dosis radiasi yang diterima pasien. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif studi literatur untuk mengeksplorasi paparan radiasi pada pemeriksaan pelvis dan hip joint. Faktor-faktor seperti Indeks Massa Tubuh (BMI) pasien juga berpengaruh, dengan BMI yang lebih tinggi cenderung menerima dosis radiasi yang lebih besar. Pengurangan risiko radiasi dan peningkatan keselamatan pasien dapat dicapai melalui pemahaman mendalam terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi paparan radiasi, penerapan strategi pengurangan yang tepat, dan pendidikan tentang keselamatan radiasi. Pendekatan ini dapat membantu mengoptimalkan prosedur radiografi pelvis dan hip joint, memastikan perawatan yang optimal dengan risiko minimal bagi pasien.

Kata Kunci: Radiografi Pelvis, Hip Joint, Proteksi Radiasi

Pendahuluan

Radiografi panggul dan pinggul adalah salah satu prosedur radiografi yang paling umum. Berdasarkan laporan dari database Dosis Nasional, radiografi panggul dan pinggul masing-masing menyumbang 1,8% dan 0,28% terhadap dosis radiasi keseluruhan kolektif (1)(2). Oleh karena itu, strategi untuk mengurangi dosis radiasi harus diterapkan (3) namun tetap memungkinkan produksi gambar diagnostik yang dapat diterima dengan prinsip ALARP (As Low As Reasonably Practicable) (4).

Salah satu metode optimasi dosis yang mungkin dilakukan pada radiografi panggul adalah dengan memvariasikan orientasi pasien relatif terhadap perangkat pemaparan otomatis (AED) (5). Rekomendasi saat ini menyatakan bahwa kepala pasien harus menghadap ke bangsal atau paling dekat dengan dua ruang AED bagian luar (6)(7). Namun, orientasi pasien pada meja pencitraan dapat bergantung pada preferensi individu radiografer, pemeriksaan/proyeksi tambahan yang diminta, dan letak asli bantal di atas meja (8). Penggunaan AED dapat menyebabkan perbedaan dosis radiasi yang diberikan, tergantung pada bagian tubuh yang berada di atas ruangan AED (6). Diagnosis dan pengobatan patologi pinggul melibatkan penggunaan beberapa modalitas pencitraan seperti radiografi biasa, computed tomography (CT) (9), magnetic resonance imaging (MRI), ultrasonografi, dan fluoroskopi intraoperatif. Radiografi menyediakan gambaran morfologi tulang sendi, namun CT scan dan MRI arthrogram sering diperlukan untuk diagnosis dan perencanaan praoperatif (10).

Radiasi ionisasi telah diklasifikasikan sebagai karsinogen oleh World Health Organization. Sinar gamma dan sinar-X termasuk dalam rentang radiasi ionisasi yang digunakan dalam radiografi, CT scan, dan fluoroskopi. Pasien dan staf kesehatan berisiko terpapar radiasi selama pencitraan pra- dan pascaoperatif serta intraoperative (10). Efek radiasi dibagi menjadi efek deterministik yang mengukur efek akut seperti sakit radiasi dan cedera kulit akut, dan efek stokastik yang merupakan efek jangka panjang seperti keganasan dan pembentukan katarak (11). Pengurangan dosis radiasi dalam radiografi panggul dan pinggul penting untuk mengurangi risiko kesehatan. Pemahaman yang lebih baik mengenai optimasi dosis dan pendidikan yang lebih menyeluruh mengenai keselamatan radiasi sangat diperlukan untuk melindungi pasien dan staf kesehatan dari efek buruk radiasi (12).

Metodologi

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif studi literatur untuk mengeksplorasi dan menganalisis paparan radiasi pada pemeriksaan pelvis dan Hip Joint. Pendekatan ini dipilih untuk memberikan pemahaman mendalam tentang topik yang telah ada dalam literatur ilmiah serta untuk mengidentifikasi gap dan kebutuhan penelitian lebih lanjut.

Hasil dan Pembahasan

Pemeriksaan pelvis dan Hip Joint ini adalah salah satu prosedur radiografi yang paling umum dilakukan dalam praktik medis. Namun, perlu dicatat bahwa pemeriksaan ini juga memberikan kontribusi terhadap dosis radiasi keseluruhan, sehingga strategi pengurangan dosis perlu diterapkan dengan prinsip ALARP (13).  Hasil menunjukkan bahwa orientasi pasien dalam prosedur radiografi panggul dan pinggul dapat mempengaruhi dosis radiasi yang diterima pasien (14).

Salah satu aspek yang sangat relevan dalam pengurangan dosis radiasi adalah variasi orientasi pasien terhadap perangkat pemaparan otomatis (AED) (15). Rekomendasi saat ini menekankan pentingnya orientasi kepala pasien menghadap ke bangsal atau dua ruang AED bagian luar terdekat. Namun, orientasi pasien pada meja pencitraan dapat bervariasi tergantung pada beberapa faktor, termasuk preferensi individu radiografer, jenis pemeriksaan atau proyeksi tambahan yang diminta, serta letak asli bantal di atas meja (16). Hal ini penting untuk dipahami karena penggunaan AED dapat menyebabkan perbedaan dosis radiasi yang diberikan, tergantung pada bagian tubuh yang berada di atas ruangan AED (17).

Perbedaan posisi ruangan AED bagian luar di atas struktur anatomi yang berbeda mempengaruhi penghentian paparan AED dan, akibatnya, dosis radiasi yang dihasilkan (16). Penurunan kualitas gambar sebesar 7,5% untuk pemeriksaan panggul dan 13,2% untuk pemeriksaan pinggul menggunakan DR secara statistik signifikan, sedangkan pemeriksaan panggul menggunakan CR tidak menunjukkan penurunan yang signifikan dalam kualitas gambar (18).

Penelitian ini mengidentifikasi beberapa faktor yang berpengaruh pada paparan radiasi selama pemeriksaan. Salah satu faktor utama adalah Indeks Massa Tubuh (BMI) pasien juga berpengaruh signifikan. Pasien dengan BMI lebih tinggi cenderung menerima dosis radiasi yang lebih besar karena hamburan radiasi yang lebih banyak (19). Hal ini juga meningkatkan paparan radiasi bagi staf medis yang berada di sekitar pasien, menambah risiko bagi mereka selama prosedur (20).

Diperlukan pengurangan risiko radiasi. Dengan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi paparan radiasi dan menerapkan strategi pengurangan yang tepat, risiko radiasi bagi pasien dan staf medis dapat diminimalkan. Kedua, peningkatan keselamatan pasien (21)(22). Penggunaan teknologi pencitraan yang lebih aman dan pendidikan tentang keselamatan radiasi akan meningkatkan keselamatan pasien selama prosedur artroskopi pinggul (23)(24). Kombinasi dari pendekatan-pendekatan ini dapat membantu dalam mengoptimalkan prosedur, memastikan bahwa pasien menerima perawatan terbaik dengan risiko minimal (25)(26).

Mahasiswa Radiologi Universitas Airlangga (Dokpri)
Mahasiswa Radiologi Universitas Airlangga (Dokpri)

Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan analisis yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa pengurangan dosis radiasi dalam pemeriksaan radiografi pelvis dan hip joint sangat penting untuk mengurangi risiko kesehatan yang terkait dengan paparan radiasi. Rekomendasi yang dihasilkan dari penelitian ini mencakup perlunya pendidikan yang lebih menyeluruh mengenai keselamatan radiasi bagi ahli bedah ortopedi serta pengembangan pedoman praktis dalam penggunaan teknologi pencitraan yang lebih aman. Dengan demikian, penggunaan teknologi yang lebih aman dan pemahaman yang lebih baik tentang risiko radiasi dapat membantu meminimalkan risiko kesehatan bagi pasien dan staf kesehatan yang terlibat dalam pemeriksaan radiografi pelvis dan hip joint.

Referensi

  • Simamora D. Radiografi pelvis post operasi total hip replacement (THR) di Rumah Sakit Royal Prima Medan. Jurnal Radiologi: Atro Yayasan Sinar Amal Bhakti. 2023;1(1):12-5.
  • Prita P, Prasetya IML, Restiana R. Prosedur pemeriksaan magnetic resonance imaging (MRI) pelvis menggunakan kontras pada kasus fistula. Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan. 2023;10(10):2955-63.
  • Khairunissa AM, Prasetyo EB. Penatalaksanaan fisioterapi pada kondisi “total hip replacement” dengan modal infra merah dan terapi latihan di RS Orthopedi Dr. R. Soeharso Surakarta. Pena: Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. 2020;34(2):40-9.
  • Fatimah SST, Erfansyah M, Septiana A, Kes ST. Teknik radiografi ekstremitas bawah. Hak Cipta© dan Hak Penerbitan Dilindungi Undang-Undang; 127.
  • Sejati KP, Apriannis A. Pemeriksaan colon in loop dengan klinis Hischsprung dengan menggunakan modalitas digital radiografi di instalasi radiologi Rumah Sakit Umum Daerah Jombang. Strada Journal Of Radiography. 2023;4(1):16-23.
  • Bayusentono S, Ramawan E, Dominica H. Neglected coxitis tuberculosa management in children. Journal Orthopaedi And Traumatology Surabaya. 2019;8(1):35-46.
  • Saeed MK, Abdallah Y, Hakeem IY, Alqahtani FF. Patient radiation dose estimation during pelvis, hip joint and lumber spine radiography in Majmaah city, Saudi Arabia hospital. Radiation Physics And Chemistry. 2023;209:110990.
  • Sepra LL, Masrochah S, Abimanyu B. Pemeriksaan MRI pelvis dengan menggunakan ultrasonic gel pada kasus endometriosis di instalasi radiologi Mayapada Hospital Jakarta Selatan. Jurnal Imejing Diagnostik (JIMED). 2019;5(2):99-105.
  • Lumbanraja W, Ariska D. Radiografi tractus urinaria metode BNO-IVP dengan dugaan awal hidronefrosis. Jurnal Medika Radiologi. 2020;1(1):1-6.
  • Prita P, Prasetya IML, Restiana R. Prosedur pemeriksaan magnetic resonance imaging (MRI) pelvis menggunakan kontras pada kasus fistula. Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan. 2023;10(10):2955-63.
  • Ramadhan KK, Pristianto A. Program latihan peningkatan kemampuan fungsional pasien post ORIF fracture collum femur hip dextra: a case report. Physio Journal. 2022;2(1):11-8.
  • Arum PP, Nurcahyo PW. Peranan proyeksi stitch view long leg pada pemeriksaan knee joint dengan indikasi osteoarthritis. Jurnal Radiografer Indonesia. 2021;4(2):70-3.
  • Shah A, Nassri M, Kay J, Simunovic N, Mascarenhas VV, Andrade AJ, et al. Intraoperative radiation exposure in hip arthroscopy: a systematic review. Hip International. 2020;30(3):267-75.
  • Ferdiansyah ER, Chilmi MZ. Anamnesis dan pemeriksaan fisik ortopedi I (tulang belakang dan pelvis). Buku Ajar Blok Muskuloskeletal-Aspek Ortopedi. 2022;21.
  • Wildan A, Suraningsih N, Puspita MI. Teknik pemeriksaan radiografi ossa coccyx pada kasus fraktur di instalasi radiologi RSUD Krmt Wongsonegoro Kota Semarang. RadX: Jurnal Ilmiah Radiologi. 2018;3(2).
  • Mahayanti NKS, Budiyasa DGA. Avascular necrosis of femoral head (AVNFH): kasus yang jarang ditemui sebagai gejala fase kronik pada pasien chronic myelogenous leukemia dewasa dengan terapi nilotinib. Jurnal Penyakit Dalam Udayana. 2023;7(2):39-44.
  • Deriano B. Diagnosis dini displasia panggul. Cermin Dunia Kedokteran. 2019;46(11):647-51.
  • Harding L, Manning-Stanley AS, Evans P, Taylor EM, Charnock P, England A. Optimum patient orientation for pelvic and hip radiography: a randomised trial. Radiography. 2014;20(1):22-32.
  • Hikmah EM, Juliantara IPE, Nuriman I. Prosedur dan peranan sequence coronal STIR (short tau inversion recovery) pada pemeriksaan hip joint klinis edema. Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan. 2023;10(11):3220-7.
  • Siahaan Y, Gunawan V, Suryawijaya E, Tiffani P. Sensitivitas dan spesifisitas tes provokatif dan pengukuran latensi H refleks pada sindrom piriformis. Medicinus. 2019;7(1):7-12.
  • Fahmi WH, Nurcahyo PW. Prosedur pemeriksaan radiografi hip joint post-operasi total hip arthoplasty. Jurnal Radiografer Indonesia. 2022;5(2):78-81.
  • Mayne AI, Saad A, Botchu R, Gosling L, Wall P, Politis A, et al. Quantifying radiation exposure in the radiological investigation of non-arthritic hip pain. Journal Of Hip Preservation Surgery. 2024;Hnae013.
  • Pelealu J, Angliadi LS, Angliadi E. Rehabilitasi medik pada skoliosis. Jurnal Biomedik: JBM. 2014;6(1).
  • Sugiarta IGRM, Kambayana G. Komplikasi avascular necrosis (AVN) pada wanita usia 39 tahun dengan systemic lupus erythematosus (SLE): sebuah laporan kasus. Intisari Sains Medis. 2024;15(2):585-9.
  • Ferdiansyah ER, Chilmi MZ. Anamnesis dan pemeriksaan fisik ortopedi II (ekstremitas atas dan bawah). Buku Ajar Blok Muskuloskeletal-Aspek Ortopedi. 2022;31.
  • Arti W, Widanti HN. Buku ajar pemeriksaan dan pengukuran fisioterapi muskuloskeletal. Umsida Press; 2023. p. 1-249.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun