Mohon tunggu...
Saul Reinhart
Saul Reinhart Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Berbagi dengan menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Tulude, Ucapan Syukur Masyarakat Nusa Utara

1 Februari 2012   02:36 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:12 2103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di penghujung bulan Januari tahun 2012, kelompok masyarakat Nusa Utara yang terdiri dari masyarakat Sangihe, Talaud, dan Sitaro yang berada di Propinsi Sulawesi Utara bahkan dimanapun berada senantiasa melakukan upacara adat Tulude.  Acara ini selalu dilakukan pada akhir bulan Januari di tahun yang baru (biasanya setiap tanggal 31 Januari). Kota Bitung, Sulawesi Utara yang sebagian penduduknya berasal dari etnis Nusa Utara ini pun tidak ketinggalan melakukan upacara adat ini sebagai bentuk ucapan syukur kepada Tuhan dimana kehidupan di tahun yang lampau telah dipelihara dan diberkati, sehingga harapan di tahun yang baru ini pun akan sama bahkan lebih baik lagi.

1328058837396567801
1328058837396567801

Sebagai kelompok masyarakat yang hidup bersama dalam satu kesatuan, disadari pula bahwa selain meyakini adanya tuntunan dari Yang Maha Kuasa, maka peran pemimpin dalam masyarakat tidak bisa diabaikan. Dalam tradisi masyarakat ini peran seorang pemimpin dianggap sebagai perwujudan kehadiran Tuhan dalam kehidupan mereka sehingga prosesi awal ini dimulai dengan arak-arakan pemimpin yang berada di depan.

13280592451565720159
13280592451565720159

Hal ini hendak memberikan gambaran bahwa keberadaan seorang pemimpin senantiasa menjadi teladan bagi masyarakatnya. Apapun yang diperbuat akan merepresentasikan kualitas dan kemampuan sang pemimpin sehingga maju mundurnya, baik-buruknya kondisi masyarakat akan sangat bergantung dari siapa yang memegang komando.

Di belakang sang pemimpin terdapat sekelompok masyarakat yang membawa usungan yang berisi berbagai macam buah serta dihiasi berwarna-warni. Tepat di tengah usungan terdapat kue yang berbentuk kerucut (seperti nasi tumpeng) yang oleh masyarakatnya disebut kue Tamo. Bahan utama kue ini adalah beras ketan, dan nantinya kue ini akan dipotong oleh seorang tetua adat. Kue Tamo ini memiliki nilai kesakralan yang tinggi sehingga untuk memotongnya harus benar-benar orang yang mendapat restu untuk melakukannya. Kue ini hendak memberikan gambaran sebagai bagian dari berkat yang diberikan Tuhan.

13280597662029466537
13280597662029466537

Dibagian puncak dari kue Tamo ini tertancap hiasan dari kertas berwarna-warni yang dibentuk menyerupai pohon yang mau menjelaskan bahwa ketika memasuki tahun yang baru maka masyarakat benar-benar telah siap, dan seperti halnya pohon, telah dibersihkan segala cabang, ranting bahkan daun-daun, yang sudah kering dan tidak menghasilkan buah lagi. Bendera merah putih merupakan penegasan bahwa masyarakat Nusa Utara adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Puncak acara dari pesta adat Tulude ini adalah pemotongan Kue Tamo yang dilakukan oleh tetua adat. Pemotongan ini harus dilakukan dengan sangat khusuk karena selama prosesnya, tetua adat ini terus memanjatkan doa-doa dalam bahasa adat yang sangat dalam sehingga sebagian besar masyarakat pun tidak memahami secara utuh. Selain itu doa-doa ini tidak bisa diterjemahkan saking tingginya nilai kesakralannya.

132806032211765544
132806032211765544

Kue Tamo yang telah dipotong kemudian diserahkan kepada sang pemimpin dengan harapan kiranya kondisi masyarakat di sepanjang tahun akan lebih sejahtera dengan pertolongan Tuhan melalui pemimpin yang ada. Kue Tamo ini dalam tradisi masyarakat Nusa Utara hanya dilakukan dalam pesta pernikahan adat serta upacara adat Tulude seperti ini.

13280607821811383852
13280607821811383852
Pesta adat Tulude ini kemudian dilanjutkan dengan ibadah syukur. Dalam ibadah inipun menggunakan tata ibadah serta kidung pujian berbahasa daerah namun sudah dicetak dalam bentuk liturgi sehingga yang bukan masyarakat Nusa Utara pun dapat mengikutinya. Para pemimpin yang ada diberikan kesempatan pula untuk menyanyikan pujian syukur kepada Tuhan dan senantiasa bermohon untuk penyertaanNya selalu disepanjang tahun 2012.

1328061125306751153
1328061125306751153
Satu catatan yang menarik dalam pesta adat ini adalah, yang merayakan adalah masyarakat Nusa Utara (Sangihe, Talaud dan Sitaro), tempat pelaksanaan dilakukan di Pusat Kegiatan Masyarakat Toraja di Bitung (Tongkonan), penyelenggara adalah masyarakat etnis Minahasa, menggunakan beberapa pernak-pernik milik masyarakat Gorontalo, serta turut dihadiri oleh para undangan yang berasal dari berbagai suku di Indonesia antara lain, Jawa, Batak, Makasar, Toraja dll.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun